PLN Siapkan Belanja Modal Rp 120 Triliun

PLN Siapkan Belanja Modal Rp 120 Triliun

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) lebih dari Rp 120 triliun. Sebagian besar belanja modal dialokasikan untuk memperkuat infrastruktur.

Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menyatakan, infrastruktur yang dikembangkan meliputi pembangunan pembangkit listrik, transmisi jaringan listrik, dan gardu induk. Penguatan infrastruktur dilakukan dengan target melakukan pemerataan listrik.
Perjanjian pembelian listrik (power purchase agreement) dari proyek-proyek yang dikerjakan tahun ini umumnya ditandatangani pada periode 2015–2016. ”Kemarin-kemarin baru perjanjian. Sekarang kami betul-betul membutuhkan dananya,’’ imbuh Sarwono.

Sepanjang tahun lalu, PLN membukukan laba bersih Rp 10,5 triliun. Pencapaian itu lebih rendah 32,69 persen daripada laba bersih 2015 sebesar Rp 15,6 triliun. Penurunan laba disebabkan tahun lalu PLN mengikuti program amnesti pajak. Karena itu, beban pajak meningkat dan akhirnya menggerus laba. ”Beban pajak kami pada 2016 sebesar Rp 5 triliun,’’ kata Dirut PLN Sofyan Basir.

Selain beban pajak, PLN melakukan penyesuaian metode pembukuan untuk menyesuaikan dengan Peraturan OJK Nomor 6 Tahun 2017 yang berlaku prospektif. Karena itu, laporan keuangan PLN pada tahun buku 2016 tidak lagi mencatat transaksi jual beli tenaga listrik dengan perusahaan pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) sebagai transaksi sewa pembiayaan.

Meski laba bersih menurun, realisasi kinerja perseroan secara umum lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nilai penjualan listrik PLN selama 2016 meningkat 2,05 persen menjadi Rp 214,1 triliun. Tahun lalu penjualan listrik PLN pada 2015 mencapai Rp 209,8 triliun.

Pertumbuhan penjualan berasal dari kenaikan volume penjualan menjadi sebesar 216,0 tWh atau naik 6,49 persen daripada periode yang sama tahun lalu sebesar 202,8 tWh. Peningkatan penjualan juga sejalan dengan keberhasilan PLN menambah kapasitas pembangkit sebesar 3.714 mw.

Perinciannya, 1.932 mw berasal dari pembangkit milik PLN dan 1.782 mw dari pembangkit listrik swasta. PLN juga telah menyelesaikan 2.859 kilometer sirkuit (kms) jaringan transmisi dan gardu induk 14.123 mva.

Peningkatan konsumsi kWh juga didukung kenaikan jumlah pelanggan. Hingga akhir tahun lalu, jumlah pelanggan PLN mencapai 64,3 juta atau bertambah 3,1 juta pelanggan dari tahun sebelumnya.

Penambahan jumlah pelanggan mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 88,3 persen pada Desember 2015 menjadi 91,16 persen pada Desember 2016. Realisasi tersebut melampaui target rasio elektrifikasi 90,15 persen. (dee/c25/noe)

Sumber: