Dinas Ketapang Bakal Sebar Beras Murah

Dinas Ketapang Bakal Sebar Beras Murah

Plt. Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan pada DKPPP atau Ketapang Kota Tangsel, Mochammad Azwar Annas. - (Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Pemkot Tangsel saat ini sedang menyalurkan bantuan pangan beras untuk alokasi Juni-Juli 2025. Pe­nya­luran bantuan tersebut dilaku­kan di 54 kelurahan yang ada di Kota Tangsel.

Kota Tangsel untuk Juni-Juli mendapat alokasi sebanyak 360 ton beras. Dimana jumlah tersebut diperuntukan bagi 18.024 kepala keluarga (KK) yang ter­sebar di 7 kecamatan yang ada di Kota Tangsel.

18.024 KK tersebut pemba­giannya adalah untuk Keca­matan Pamulang 4.600 KK, Setu 2.014 KK, Serpong 2.130 KK KK, Serpong Utara 1.134 KK, Pondok Aren 2.674 KK, Ciputat 2.941 KK dan Ciputat Timur 1.920 KK. Setiap KK men­­dapat 2 karung beras yang berisi masing-masing 10 kg.

Plt. Kepala Bidang Keterse­diaan dan Distribusi Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (Keta­pang) Kota Tangsel Mocham­mad Azwar Annas mengatakan, untuk Juni-Juli 2025 Kota Tang­sel mendapat bantuan pangan beras sebesar 360 ton.

”Setiap KK mendapat 20 kg beras atau dua karung untuk Juni-Juli 2025,” ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.ID, Kamis, (31/7).

Azwar menambahkan, dari Januari sampai Juli 2025 tidak ada penyaluran bantuan beras. Pasalnya, kemarin mau disalur­kan bantuan beras pada Januari namun, karena ada program dari Bulog untuk serap gabah dari petani, maka alokasinya dipin­dah­kan untuk penye­rapan gabah.

”Setelah Juni-Juli ini belum tentu ada bantuan beras lagi atau tidak. Kalau tahun lalu kita dapat bantuan beras untuk 9 bulan dan tiap bulan dapat 10 kg per KK. Tahun lalu data­nya pakai Penyasaran Perce­pa­tan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dan seka­rang pakai data tunggal sosial eko­nomi nasional (DTS3N) dari Kemensos,” tambahnya.

Menurutnya, meskipun tahun ini Kota Tangsel baru mendapat bantuan pangan beras untuk Juni-Juli namun, pihaknya memiliki program Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). 

Dengan program tersebut be­ras me­dium dijual dengan harga yang lebih murah dari yang ada di pasaran. Program tersebut bernama gerakan pa­ngan murah (GPN) dan beras dijual dengan harga Rp58 ribu hingga Rp60 ribu per 5 kilogram. 

”Program beras SPHP kemarin sebelum lebaran kita ambil dari Bulog sekitar 30 ton dan habis terjual, programnya GPN Ngider Tangsel,” terangnya.

”Beras ini kalau dipasaran harga tertinggi Rp62.500 tapi, karena kita bermitra dengan mitranya Bapanas dan mereka yang jualan, harganya Rp60 ribu per 5 kg,” terangnya.

Azwar mengaku, nantinya sampai Desember 2025 pi­haknya akan membuka lagi program SPHP. ”Programnya GPM, juknis yang bisa keluar­kan beras subsidi itu GPM dan kios pangan,” tuturnya.

”Kalau kita mau mengadakan GPM, lalu kita surati ke Bulog dan menyampaikan butuh berapa ton beras. Tapi, yang bayar nanti mitranya kita dan dia yang kesana untuk meng­ambil sebagai operatornya. Mitra ini pihak ketiga yang sudah bermitra dengan dinas karena, Bulog itu terkendala dengan logistik mereka juga,” tuturnya.

Azwar mengaku, syarat untuk dapat bantuan pangan beras alokasi Juni-Juli kemarin harus terdaftar di DTSN. Misalnya masyarakat yang dianggap miskin. ”Dulu data awal DTKS, lari ke P3KE dan sekarang nama­nya DTSEN. Nah, itu yang men­dapat Dinsos, jadi warga yang belum terdaftar silahkan lapor ke RT/RW, kelurahan, kecamatan biar terdaftar di DTSN kalau ingin dapat ban­tuan itu,” ungkapnya.

Sumber: