UIN SMH Banten Targetkan Akreditasi Unggul

Tim asesor yang ditunjuk BAN-PT tengah melakukan asesmen lapangan di kampus UIN SMH Banten, Rabu (11/6).-Syirojul Umam/Tangerang Ekspres-
TANGERANG EKSPRES.ID - Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tengah melakukan asesmen lapangan atau AL terhadap Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, Rabu (11/6). Hasil AL ini menjadi rekomendasi untuk menetapkan status akreditasi UIN SMH Banten yang saat ini diharapkan terakreditasi unggul.
Plh Rektor UIN SMH Banten, Subhan mengatakan asesmen yang dilakukan oleh tim asesor yang ditunjuk oleh BAN-PT saat ini akan menjadi saksi sejarah sekaligus bagian penting yang ikut menentukan keberlanjutan UIN Banten, dengan harapan meraih peringkat terakreditasi unggul.
"Masa depan UIN SMH Banten ditentukan hari ini oleh tim asesor. Maka hal ini sekaligus menjadi bagian penting dalam keberlanjutan apakah terakreditasi unggul atau tidak," katanya dalam sambutan.
Ia menjelaskan, keberadaan UIN SMH Banten memiliki sejarah yang cukup panjang untuk menjadi salah satu universitas besar di Indonesia. Sejalan dengan visi dan misi untuk menjadie kampus yang unggul dan berwawasan global.
Namun validasi tersebut juga harus mendapat pengakuan dari lembaga resmi yakni BAN-PT.
"Ini adalah validasi dari internal kami, namun juga harus tervalidasi oleh eksternal atau lembaga resmi sebagai kampus yang unggul dan terkemuka," jelasnya.
Hingga saat ini, kata Subhan UIN SMH Banten telah mendapat banyak penghargaan dan capaian, termasuk kerjasama dengan kampus luar negeri mulai dari Thailand, Brunei Darussalam, Turki, Belanda, hingga Jerman.
Tak hanya itu, UIN Banten juga mengembangkan pembelajaran yang berbasis capaian, dengan memiliki 320 dosen diantaranya 22 guru besar, 160 tenaga pendidik, 97 persen dosen telah bersertifikat profesional, dan 61,54 persen bersertifikat kompetensi bidang.
"UIN SMH Banten memiliki 61 laboratorium sesuai kebutuhan prodi, di mana setiap prodi memiliki laboratorium. Kemudian ruang kelas rata-rata 20,13 meter persegi, ini di atas standar minimal pendidikan yang menuntut satu meter persegi per mahasiswa, dsn kita rata-rata 20,13 meter persegi," ungkapnya.
Salah satu anggota tim asesor, Ramdani Wahyu Sururie mengatakan, bahwa pihaknya ditugaskan oleh BAN-PT untuk melakukan asesmen lapangan untuk memastikan standar mutu pendidikan tinggi yang dilakukan UIN sudah tepat dengan mutu yang disampaikan sebelumnya.
"Sebagai manusia kita perlu pelihya cermin untuk melihat apakah kita sudah berjalan di rel yang benar, berarti kalau kita kaitkan dengan perguruan tinggi sebagai perguruan tinggi tentu akreditasi ini adalah cermin bagi institusi pendidikan untuk melihat sejauh mana telah mencapai visi dan misi," katanya.
Ia juga menggambarkan bahwa proses akreditasi ini sama seperti menanam pohon, yang diberikan pupuk, disiram dengan kerja keras, buahnya akan dinikmati oleh generasi-generasi yang akan datang.
"Jadi akreditasi bukan titik akhir, tapi ia adalah kompas agar kita tidak tersesat dalam rutinitas tanpa arah," paparnya. (*)
Sumber: