Manula Dianjurkan Rutin Konsumsi Walnut

Manula Dianjurkan Rutin Konsumsi Walnut

Walnut sering dinikmati sebagai camilan karena rasanya yang gurih. Nutrisi pada kacang ini dapat memberi asupan nutrisi lebih banyak pada manula.  Studi Kesehatan Masyarakat Loma Linda University (LLU) yang diterbitkan pada 23 Agustus dalam edisi online British Journal of Nutrition menemukan bahwa para manula yang menambahkan walnut ke makanan mereka lebih bagus profil gizinya. Daripada para manula yang tidak menambahkan walnut ke makanan mereka. Edward Bitok, asisten profesor gizi di LLU School of Allied Health Profession, yang juga mahasiswa pascasarjana di School of Public Health melakukan studi selama dua tahun. Temuan penelitian ini dimasukkan ke dalam tesis doktoralnya, lapor. Dilansir dari adventistreview.org, Bitok mengatakan, tujuan penelitian ini adalah untuk menilai apa yang terjadi pada keseluruhan profil nutrisi ketika manula mengonsumsi sejumlah walnut ke dalam makanan mereka. Direktur Pusat Gizi, Gaya Hidup dan Penyakit di Sekolah Kesehatan Masyarakat, Joan Sabaté, telah meneliti walnut selama beberapa dekade. Beberapa temuan mereka adalah mengonsumsi walnut harian dapat mengurangi kolesterol serum pada manula. Walnut tinggi asam lemak omega-3 dapat meningkatkan fungsi neuron, dan walnut juga mengandung antioksidan dan fitokimia dengan efek anti penuaan.  "Kami berhipotesis bahwa walnut memiliki efek yang menguntungkan dalam menunda penurunan kognitif terkait usia di kalangan manula," kata Joan. Bitok mencatat bahwa mengonsumsi walnut dalam makanan sehari-hari adalah strategi sederhana untuk mengatasi penurunan asupan gizi pada manula. Dia juga mengatakan walnut dapat memberi efek baik bagi kesehatan kardiovaskular tanpa efek buruk pada berat badan. Dalam penelitian tersebut, 317 peserta secara acak dibagi menjadi dua kelompok, kelompok walnut dan kelompok tanpa walnut. Peserta di kelompok walnut diberi 30-60 g walnut kemasan per hari dan diminta memasukkannya ke dalam makanan mereka. "Mereka tidak diberi saran diet lain, atau resep masakan," kata Bitok. Peserta pada kelompok kedua diinstruksikan untuk menahan diri untuk tidak makan walnut selama masa studi. Diet peserta di kedua kelompok dinilai secara berkala selama penelitian berlangsung. Ketika hasil dianalisis, Bitok dan rekan-rekannya menemukan bahwa peserta yang makan walnut mengonsumsi asupan protein nabati, asam lemak tak jenuh ganda dan asam lemak omega-3 yang secara signifikan lebih tinggi. Sedangkan, peserta dalam kelompok yang tidak makan walnut, ditemukan mengonsumsi lebih banyak karbohidrat, lemak jenuh, sodium dan protein hewani. Dan kedua kelompok tersebut tidak berbeda secara signifikan dalam asupan makanan kalsium, seng, potassium, folat atau vitamin B6, B12, E dan D. Bitok juga mencatat bahwa karena banyaknya data yang dihasilkan oleh penelitian ini, diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan. Sebelum peneliti dapat mengatakan apakah mereka menemukan kaitan antara konsumsi walnut dan peningkatan kesehatan kognitif dan retina. "Kami percaya bahwa manfaat ini dimungkinkan oleh fleksibilitas walnut, karena mereka dapat dinikmati sendiri atau dengan berbagai makanan seperti salad, smoothies, susu dan makanan pencuci mulut," kata Bitok. (det)

Sumber: