Fahri ‘Serang Balik’ Juru Bicara Presiden
JAKARTA-Juru Bicara (Jubir) Presiden Johan Budi Sapto Prabowo tampaknya sudah enggan berpolemik mengenai Pansus Angket KPK. Setelah dirinya 'serang balik' oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Sebelumnya, Johan sempat mempertanyakan kapasitas Fahri Hamzah yang memunculkan wacana pemanggilan Presiden Joko Widodo oleh Pansus Angket KPK untuk dimintai sikap sebagai pemimpin pemerintahan. Nah, saat disampaikan bahwa sudah ada pernyataan dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tentang rencana memanggil presiden pada tahap akhir berjalannya pansus, mantan pimpinan KPK ini justru bertanya balik. "Pak Fahri itu pansus bukan?" tanya Johan kepada jurnalis yang menemuinya di kompleks Istana Kenagaraan Jakarta, Kamis (24/8). Saat dibilang bahwa Fahri bukan anggota Pansus Angket KPK, Johan terkesan bingung dengan adanya wacana pemanggilan presiden ke forum penyelidikan DPR itu. "Lha, kamu gimana menyimpulkan, Pak Fahri bukan pansus, pansus memanggil. Jumping ini kawan. Sejak awal kan kemarin saya ditanya juga. Rekomendasinya apa dulu pansus ini," jelas dia. Johan menambahkan, presiden nantinya akan bersikap ketika Pansus Angket KPK telah menyampaikan rekomendasinya kepada pemerintah. "Rekomendasi pansus kepada pemerintah kan belum ada. Kalau sudah ada kan baru didiskusikan di dalam (internal pemerintah)," pungkasnya Kemarin, Jumat (25/8), Fahri menyatakan kapasitasnya sebagai anggota DPR yang memiliki hak berbicara. Berbeda dengan jubir presiden yang hanya bicara sesuai dengan apa yang dikatakan presidennya. "Kalau jubir jangan ngomong kalau gak dikasih perintah dari presiden. Diam tutup mulut. Dia harus disiplin. Apa yang dikatakan presiden itu yang dia katakan. Jangan bermanuver," kritik Fahri. Fahri Hamzah bereaksi keras mendengar kapasitasnya meminta Pansus Hak Angket KPK memanggil Presiden Joko Widodo dipersoalkan Johan Budi. Ia menegaskan berhak menyampaikan pendapat sebagai anggota DPR. "Jadi begini, anggota DPR dipilih rakyat untuk ngomong. Kalau jubir, jangan ngomong kalau tidak dikasi perintah dari presiden. Jadi diam, tutup mulut," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/8). Menurut Fahri, jubir juga harus disiplin. Apa yang dikatakan presiden, maka itulah yang harus disampaikan jubir. "Jangan bermanuver, jangan bermain opini," katanya. Dia mengingatkan Johan jangan menjadi agen KPK di Istana Negara. Ingat, kata Fahri, Johan disumpah sebagai pejabat negara. Karena itu Johan harus tertib. "Dia hanya boleh ngomong kalau diperintah presiden. Kalau saya bebas! Saya dipilih rakyat, disumpah, ya untuk ngomong," ujarnya. Dia justru mempertanyakan apa urusan Johan Budi mempersoalkan DPR. "Siapa dia; siapa saya? Kasian kawan ini," jelasnya. Nah, Johan Budi saat dimintai respons atas kritik Fahri tersebut terkesan ogah meladeninya. "Saya tidak mengomentari itu lagi," singkat Johan saat ditemui di kompleks Istana, Jakarta. Wakil Ketua Pansus Hak Angket KPK Masinton Pasaribu mengingatkan, Johan Budi jangan seperti cacing kepanasan. "Presiden saja santai, jubirnya yang seperti cacing kepanasan," kata Masinton di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/8). Masinton mengingatkan, jubir kepresidenan seharusnya kerja sesuai tugas pokok dan fungsinya. Bukan mengomentari berbagai hal yang bukan menjadi domain-nya. "Kalau sebagai jubir presiden, ya sampaikan kerja-kerja, program-program presiden. Tidak usah komentari yang lain," ujar anggota Komisi III DPR itu. Anak buah Megawati Soekarnoputri di PDI Perjuangan itu mengingatkan bahwa Fahri sebagai wakil ketua DPR berhak mengusulkan pansus memanggil Jokowi. "Masa tidak boleh usul?" tegasnya. (jpnn)
Sumber: