Beregu Putra Enam Kali Juara
KUALA LUMPUR - TIM beregu putra Indonesia membuktikan diri masih yang terbaik di Asia Tenggara usai mempersembahkan medali emas pertama dari cabang bulutangkis di SEA Games 2017, Kamis (24/8) sore. Selain itu gelar juara ini adalah yang keenam secara beruntun direngkuh atlet Indonesia pada multi event olahraga dua tahunan negara-negara Asia Tenggara sejak tahun 2007. Tim putra bulutangkis Indonesia kemarin sore tampil apik untuk membuat kepala tuan rumah Malaysia tertunduk di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala lumpur. Jonatan Christie dkk membekap Malaysia 3-0 tanpa ampun di hadapan suporternya sendiri. Medali emas beregu putra pun jatuh ke tangan kontingen Merah Putih. “Sudah seharusnya. Di Asia Tenggara kita memang harus bisa mendominasi. Terutama di sektor putra. Jadi kami harus terus kerja keras,” ucap Susy Susanti, Kabid Binpres PP PBSI yang kemarin menemani langsung perjuangan tim Indonesia. Tunggal pertama Jonatan Christie membuka keunggulan tim Merah Putih. Pada partai pembuka, Jojo, sapaan akrabnya, tampil meyakinkan dengan menaklukkan Iskandar Zulkarnain dua game langsung 21-18, 21-17. “Sebisa mungkin saya coba untuk terus fokus. Tidak peduli penonton. Saya coba jalankan instruksi pelatih yang sudah diberikan kemarin,” ucapnya. Pemuda 19 tahun itu menyebut pelatihnya, Hendry Saputra, memberi instruksi untuk menekan Zulkarnain dengan terus mengajak bermain net. “Soalnya dia tipe pemain yang ingin cepat mematikan bola,” ucap Jojo. Di game kedua saat kedudukan 13-8, Zulkarnain yang saat itu tertinggal sempat mengajukan protes kepada wasit. Dia menganggap bola pengembalian Jojo out. Namun wasit bergeming dan menganggapnya masuk. Atlet 26 tahun itu sempat menolak memberikan shuttlecock kepada Jojo untuk bisa melakukan servis. Penonton di Axiata Arena pun riuh. “Waktu dia terpancing emosi saya malah senang. Permainanya malah mulai tidak stabil saat itu,” jelas Jojo. Pasangan Fajar Alfian/Rian Ardianto makin memperlebar keunggulan Indonesia setelah menumbangkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi. Di laga itu pasangan Indonesia dipaksa bermain tiga game untuk menang 21-12, 16-21, 21-14. “Sempat hilang konsentrasi karena terlalu buru-buru ingin mematikan lawan. Kami juga diuntungkan, mereka seperti ada beban mainnya. Mungkin karena tuan rumah dan sedang dalam posisi ketinggalan,” ucap Rian. Kemenangan Indonesia akhirnya ditutup oleh Ihsan Maulana Mustofa menghentikan perlawanan tunggal kedua tuan rumah Lee Zii Jia 21-11, 21-11. “Saya lebih siap kali ini. Apalagi lawan dalam posisi tertekan karena ketinggalan, Kemenangan ini untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia,” ucap Ihsan. Kesiapan mental Ihsan memang patut diacungi jempol. Tampil sebagai penentu, dia sama sekali tak terbebani. Sama seperti pada edisi 2015, dia juga menjadi penentu emas beregu putra. Bedanya, pada SEA Games 2015 di Singapura, dia tampil sebagai tunggal ketiga dan tampil di partai kelima. Susy menyebut perjuangan tim bulutangkis Indonesia belum berakhir. Pada sektor indvidu yang mulai dimainkan besok, tim merah putih menargetkan mampu menambah dua medali emas yakni dari sektor tunggal dan ganda putra. “Bukan berarti nomor lainnya tidak memiliki harapan. Saya berharap tim putri juga berjuang maksimal,” ucap peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut. Di lain sisi, Hendry mengaku anak asuhnya siap tempur. “Semua pemain punya peluang meraih emas. Jojo dan Ihsan sama-sama siap,” ucapnya.(jpg/apw)
Sumber: