Ketua MPR Minta Izin Bacakan Puisi di Sidang Bersama
Reporter:
Redaksi Tangeks|
Editor:
Redaksi Tangeks|
Rabu 16-08-2017,06:14 WIB
Dalam sidang tahunan bersama DPR, DPD dan pemerintah, Ketua MPR Zulikfli Hasan menyampaikan puisi yang dibuat oleh penyair Radhar Panca Dahana. Puisi itu sebagai ungkapan masyarakat yang terpecah belah karena danya suatu pandangan yang tidak sejalan.
"Izinkan saya baca petikan puisi karya Radhar Panca Dahana," ungkap Zulkifli Hasan dalam sidang tahunan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8).
"Apa yang tersisa dari kemenangan?. Anggur, pesta, dansa, salam, jabat tangan, dan harapan? Rasa syukur, puas, bahagia, harta, kesempatan dan kekuasaan?. Dusta, Dajal itu semua. Kemuliaan sebuah kemenangan hanyalah amanah kepercayaan yang sisa, sepi, kepercayaan air mata," tutur Zulkifli dalam membacakan puisi tersebut.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku, harusnya sesama masyarakat Indonesia jangan lagi saling menduduh dan bercuriga. Karena hal itu akan membuat permusuhan.
Zulkifli juga berharap, sebagai sesama anak bangsa harus saling yakin meyakini dan saling percaya mempercayai. Sebab dengan cara itulah yang membuat Indonesia kuat.
"Bukan saling menuduh dan saling mencurigai. Harus memiliki persamaan keyakinan hidup tentang berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu, yakni Indonesia," katanya.
Sementara, apabila ada pihak-pihak yang melakukan klaim sebagai orang yang Pancasilais dengan menuduh orang lain tidak Pancasilais. Zulkifli menegaskan, orang tersebut perlu banyak belajar mengenai makna dan arti Pancasila.
"Harus belajar lagi tentang sejarah Pancasila. Mari berlaku bijak dewasa dan kesatria," pungkasnya. (cr2/JPC)
Sumber: