3.170 Mahasiswa Banten Diajak Sadar Pajak
KELAPA DUA – Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Banten menyelenggarakan program Pajak Bertutur untuk anak usia sekolah hingga perguruan tinggi. Program nasional yang digelar secara serentak di seluruh Indonesia tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pajak sedini mungkin kepada masyarakat. Kanwil DJP Banten melibatkan 3.170 pelajar dan mahasiswa dari 53 sekolah dan 6 perguruan tinggi pada program ini. Pajak Bertutur disebar di 11 titik Kantor Pelayanan Pajak se-Banten. Salah satunya di Kampus Universitas Matana, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Program Pajak Berturut di kampus itu dihadiri mahasiswa dari Universitas Pamulang, Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan. Program yang digelar sekitar satu jam tersebut bertujuan menanamkan sejak dini, pentingnya peran pajak di sektor pembangunan. Di hadapan mahasiswa, Kepala Kanwil DJP Banten Catur Rini Widosari menuturkan, sumber pembiayaan negara selama ini berasal dari pinjaman luar negeri dan dalam negeri, sumber daya alam, pajak serta hibah. “Sumber daya alam terbatas. Bisa saja 10 tahun ke depan sudah habis, sehingga ibarat tubuh manusia, pajak merupakan darah yang harus terus mengalir agar bisa hidup. Pajak itu seperti tulang punggung yang menopang negara kita,” kata Catur. Dijelaskannya, selama ini 85 persen pendapatan pemerintah berasal dari pajak yang dibayar warga negara. Mereka yang dipingut pajak adalah golongan orang pribadi yang menjalankan usaha atau mendapat penghasilan lebih. Adapun batas limit penghasilan tidak kena pajak adalah Rp 4,5 juta per bulan. “Jadi pajak tidak dibebankan kepada rakyat kecil, tapi diwajibkan bagi mereka yang tergolong kaya,” tegas wanita lulusan Universitas Sriwijaya 1989 Kegiatan Pajak Bertutur ini juga diisi dengan tayangan kuliah umum oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang dilakukan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Dalam kuliah umum itu Menteri Keuangan menjelaskan mengenai pentingnya pajak dalam pendanaan berbagai program untuk kepentingan bersama, termasuk bagi pembiayaan pendidikan nasional, pelayanan kesehatan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur. “Di tengah besarnya tantangan pembiayaan pembangunan dalam lanskap perpajakan yang berubah, Pajak Bertutur tidak lain adalah juga sebuah panggilan peringatan. Kalian yang kini berada diantara kami, sudah dikukuhkan menjadi duta peduli pajak yang mampu memelopori ke lingkungan kalian (pelajar dan mahasiswa-red) untuk lebih taat pajak,” papar Sri Mulyani dalam video streamingnya. Sementara itu, Dewi Anggraeni salah satu mahasiswa Universitas Matana mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan Pajak Bertutur. Menurutnya, kegiatan itu bisa mendapatkan pelajaran tambahan tentang pajak. Usai mendapat edukasi tersebut, dia semakin paham akan pentingnya peran pajak terhadap pembangunan. “Dengan begini, ketika sudah di usia wajib pajak, saat berpenghasilan kita sudah masuk kategori wajib pajak, saya akan mematuhi aturan yang ada, serta menyebarluaskan ke lingkungan saya. Sehingga bisa mengurangi utang-utang negara yang ada saat ini,” ujarnya. (bun/bha)
Sumber: