Pembukaan Kotak Sesuai Kesepakat Saat Pleno PPS

Pembukaan Kotak Sesuai Kesepakat Saat Pleno PPS

Ketua Bawaslu Kota Tangsel Muhamad Acep saat melakukan sidak di PPS Jelupang, Sabtu (17/2/2024).--

TANGERANGEKSPRES.ID - Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Serpong Utara, Ahmad Zaini mengatakan, pembukaan kotak suara di PPS Jelupang sesuai kesepakatan hasil pleno. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk memperpendek waktu pelno.

Hal ini disampaikan Ahmad Zaini terkait beredarnya video terkait aksi Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tangsel memergoki Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kelurahan Jelupang, Serpong Utara, Kota Tangsel, Sabtu (17/2/2024).  

Ahmad Zaini menerangkan dalam vidio yang dikirim kepada Tangerang Ekspres pada Minggu (18/2/2024). Dalam Video itu, Zainni mengatakan, ia akan mengklarifikasi terkait video yang beredar di media sosial. 

"Hal ini berawal dari hasil rapat pleno, satu TPS yang diuji memakan waktu kurang kebuh 2,5 jam. Oleh karena itu, para skasi merasa keberatan, bawha pleno teralu lama," kata Zaini.

Dari situ, terjadilah kesepakatan untuk membuka kotak suara sehingga bisa memoto C hasil. "Bahwasannya untuk mencapai hal itu. C Planonya difotoin dulu, agar bisa masuk ke Sirekap," terang Zaini.

Kesepakatan itu, lanjut Zaini, tidak diambil sepihak oleh PPK. Melainkan disetuji semua pihak. Bahkan, ada panitia pengawas kecamatan dan para saksi dari partai hingga saksi pasangan calon presiden. 

"Bukan hanya saksi, PPK dan PPS saja. Namun, juga ada Panwas dan saksi-sakis dari paslon 01, 02, 03 dan saksi partai serta saksi DPD," jelasnya.

Selain Zaini, salah seorang perwakilan dar Partai Gerindra membenarkan keterangan itu. Menurutnya, memang yang dilakukan di PPS Jelupang adalah kesepakatan bersama peserta pleno di PPS itu. 

"Memang kesepakatan bersama antara saksi dan panwas. Kami sepakat, tidak akan mengubah sekidit pun pleno yang sudah ada," terangnya.

Pada bagian lain, Perwakilan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Aminah juga mengungkapkan hal serupa.

"Sebenarnya semua ini karena kesepakatan bersama. Ketika waktu yang digunakan terlalu lama, hampir tiga jam. Kita berpikir, kalau satu TPS saja memakan waktu terlalu lama, sementara ada 95 TPS di Jelupang, akhirnya ada kesepakatan, difotoin dulu, kemudian kita samakan hasilnya," tuturnya. (*)

Sumber: