Curah Hujan Meningkat, Waspada DBD!
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triatno Supiono-A Fadilah-
TANGERANGEKSPRES.CO.ID -- Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, meminta masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal tersebut dikarenakan saat ini memasuki musim hujan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triatno Supiono mengatakan, pihaknya terus mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi dengan mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga melakukan kebersihan lingkungan. Sebab, kegiatan PSN dan kebersihan lingkungan dinilai efektif untuk memutus mata rantai penularan DBD. Selain itu, masyarakat juga dapat membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kami terus memaksimalkan PSN, PHBS dan kebersihan lingkungan untuk memutus mata rantai penularan DBD," kata Triatno, kepada wartawan, saat ditemui di pos Nataru, Senin (1/1/2024).
Dikatakan dia, berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan dipastikan meningkat dari awal Januari -Februari 2024. Dengan begitu, potensi penularan DBD dapat terjadi, sehingga berpeluang berkembang biaknya sarang nyamuk aedes aegypti atau nyamuk pembawa virus DBD akibat banyaknya genangan air.
"Kami juga mengajak agar masyarakat melakukan kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan juga gerakan 3M (mengubur, menguras, menutup) dan pemberian abatesasi pada bak penampungan air di rumah," ujarnya.
Triatno menjelaskan, jumlah kasus DBD di Kabupaten Lebak sampai 12 Desember 2023 tercatat sebanyak 602 pasien dan empat di antaranya meninggal dunia berdasarkan laporan dari rumah sakit. Dari 602 pasien DBD itu daerah endemik tersebar di 25 kecamatan antara lain Kecamatan Rangkasbitung tercatat 146 pasien, meninggal 1 orang, Maja 69 pasien, meninggal 1 orang, Cibadak 66 pasien, Sajira 46 pasien, Cikulur 31 pasien, Warunggunung 30 pasien, Malingping 27 pasien, Gunung Kencana 27 pasien, Kalanganyar 25 pasien dan Cimarga 25 pasien.
Begitu juga Kecamatan Cipanas 18 pasien, Banjarsari 15 pasien ,meninggal 1 orang, Bayah 12 pasien, Leuwidamar 10 pasien, Cibeber 9 pasien, Curugbitung 8 pasien, Cileles 8 kasus, Cijaku 7 pasien, Lebak Gedong 6 pasien, Wanasalam 5 pasien, Sobang 4 pasien, meninggal 1 orang, Panggarangan 4 pasien, Muncang 3 pasien,Cigemblong 1 pasien, dan Cihara 1 pasien.
Menurut dia, penyebaran DBD itu akibat lingkungan kurang bersih, sehingga memungkinkan berkembang biaknya nyamuk aedes aegepty. Apabila, warga terkena positif DBD maka dilakukan penyuluhan dan pengasapan fogging untuk mematikan nyamuk dewasa.
"Kami mengapresiasi penanganan kasus DBD itu dilakukan dengan baik sehingga tidak menjadikan kejadian luar biasa (KLB)," tuturnya.
Iskandar, warga Rangkasbitung menyambut baik imbauan Dinas Kesehatan. Namun, dia mengaku, hingga saat ini belum ada satu petugaspun yang turun sosialisasi ke wilayahnya. Untuk itu, dia minta agar pemerintah daerah untuk segera melakukan edukasi warga dan membagikan obat abate, sehingga tidak hanya bicara di media saja. Hal itu dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk di perkampungan, sehingga bisa mematikan jentik jentik nyamuk.(*)
Sumber: