DKP3 Kembangkan Tanaman Bawang Merah
SERPONG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Tangsel akan mengembangkan tanaman bawang merah. Pengembangan tanaman bawang tersebut untuk meningkatkan pendapatan kelompok tani petani yang ada di Kota Tangsel. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKP3) Kota Tangsel Yepi Suherman mengatakan, rencana pengembangan tanaman bawang merah dilakukan juga untuk menekan inflasi yang terjadi saat ini. "Sekarang harga bawang merah naik terus, sekarang sekitar Rp 30 ribu per kilogram," ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.CO.ID, Rabu, 15 November 2023. Yepi mengaku, pihaknya memiliki program bawang cabe (babe). Pihaknya kerjasama dengan Direktorat bawang merah di Dirjen Pertanian dan pihaknya akan pegembangan 10 hektar lahan untuk ditanami bawang merah. "6 hektar lahan ini berada di Kawansan Keranggan, Setu dan 4 hektar di kawasan pertanian terpadu (KWT) Serpong," tambahnya. Menurutnya, bila penanaman bawang merah dimulai akhir November ini maka sekitar Januari tahun depan bawang sudah bisa dipanen. Diperkirakan satu hektar bisa menghasilkan sekitar 10 ton bawang merah. "Satu hektar bisa hasilkan 10 , kalau di kali 10 hektar maka hasiknya banyak," jelasnya. Selain bawang merah, Yepi mengaku, atas perintah wali kota pihaknya juga mengembangkan tanaman jagung pulut. Karena kelompok tani sudah mencoba menanam jagung tersebur dan mampu. "Makanya jagung ini diminta dikembangkan oleh semua kelompok tani. Kelompok tani (KWT) di Tangsel ada sekitar 80, mereka mengolah lahan fasum dan pekarangan," tuturnya. Yepi menjelaskan, kedepan pihaknya akan fokus pada benerapa komuditas yang punya daya ekonomi, baik bawang berah, cabai rawit dan jagung pulut juga. "Nantinya bawang ditanam oleh KWT, kita dapat bantuan dari pusat. Kalau yang di Kranggan lahannya punya kelompok tani. Bibit bawang dari pemerintah pusat termasuk pupuk," tuturnya. "Nantinya hasilnya dijual oleh kelompok tani buat modal mereka tapi, dengan catatan setiap kali panen mereka harus menyisihkan 20 persen untuk beli atau buat modal lagi," tutupnya. (*) Repoter : Tri Budi Editor : Andy
Sumber: