Inilah Penyebab Pengangguran Terbuka di Kota Serang

Inilah Penyebab Pengangguran Terbuka di Kota Serang

SERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID --Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Serang Moch Poppy Nopriadi mengungkapkan ada sebanyak 50 ribu warga Kota Serang yang mengalami pengangguran terbuka. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Serang tersebut mencapai 7,45 persen dan menduduki peringkat ke empat di Provinsi Banten. Poppy membeberkan hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, yaitu karena keterbatasan anggaran untuk penanggulangan atau penanganan pengangguran, sehingga tidak dapat maksimal. Poppy Nopriadi menjelaskan, tidak adanya industri padat karya dan padat modal di Ibu Kota Provinsi Banten, sehingga minim penyerapan tenaga kerja. "Harus melihat lebih jauh lagi ke belakang, bukan sekedar program yang dilakukan, tapi efektifitas dan dampaknya juga perlu dipertanyakan. Berapa support (Anggaran) dari pemerintah untuk penanganan pengangguran," katanya, Rabu 8 November 2023. Kota Serang juga, kata dia, hanya mengandalkan bidang jasa dan perdagangan, yang kebanyakan ditopang oleh sektor informal, seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang juga rentan dengan berbagai kendala dalam menjalankan usahanya. "Hal ini juga perlu dipahami, kalau kondisi perekonomian masih pada tahap recovery pasca Covid-19. Apalagi, di Kota Serang ini tidak ada industri besar, seperti padat modal, padat karya, dan padat tenaga kerja," ujarnya. Kemudian, jumlah penduduk Kota Serang juga saat ini terus mengalami peningkatan, yang juga menjadi kendala dalam persoalanan penanganan pengangguran. "Jumlah penduduk di Kota Serang saat ini sangat banyak, dan itu menjadi kendala, untuk mengakomodir para pencari kerja. Karena di Kota Serang itu terbatas, tidak seperti kabupaten/kota lain yang industrinya cukup besar. Apakah angkanya cukup signifikan, dan ini perlu menjadi bahan kajian juga," tuturnya. Disnakertrans Kota Serang setiap tahunnya memiliki program untuk penanggulangan atau penanganan penurunan jumlah pengangguran. Namun, tidak ditopang serta didukung dengan anggran yang memadai, terutama pemberian pelatihan kewirausahaan yang sampai saat ini hanya mampu menyediakan kurang dari 100 orang. "Kami pun harus jujur. Seberapa jauh program yang dilaksanakan dan dampaknya seperti apa? Bayangkan, 50 ribu lebih pengangguran yang tercatat. Disnaker hanya mampu memberikan pelatihan kompetensi dan hingga job recrutment kurang dari seratus orang per tahun. Tentu, tidak akan cukup berdampak, dengan jumlah lulusan yang terus meningkat," ujarnya. (*) Reporter: Dani Mukarom

Sumber: