Anggota Viola Tewas

Anggota Viola Tewas

TANGERANG-Polres Metro Tangerang Kota memeriksa 11 orang terkait tewasnya anak baru gede (ABG) akibat bentrokan setelah menonton pertandingan sepakbola. Bentrokan itu terjadi pada Sabtu (25/3) di Jalan KH Hasyim Azhari, tepatnya depan Gang Pentil, Kelurahan Buaran Indah, Kota Tangerang.

Ferdian Fikri (15) alias Aceng, tewas akibat luka tusukan senjata tajam. Pria warga Kelurahan Buaran Indah, Kecamatan Tangerang, ini diketahui penggemar fanatik Persita Tangerang yang tergabung dalam  Laskar Benteng Viola (LBV).

Polisi sudah turun tangan dan memeriksa 11 orang. “Masih dalam proses pemeriksaan saksi,” kata Kapolres Metro Tangerang Kota Kombespol Harry Kurniawan, Minggu (26/3). Ia menjelaskan, saat itu, ada sekelompok pemuda berjumlah 50 orang yang baru saja selesai menonton pertandingan sepak bola Pesita Tangerang melawan klub warga kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang. Saat melintas di Jalan KH Hasyim Azhari dengan menggunakan tiga unit mobil angkutan umum sewaan.

Tiba-tiba saja, sekitar pukul 21.00 WIB, rombongan tersebut dihadang sejumlah massa di lokasi kejadian hingga akhirnya terjadi keributan dan bentrokan kelompok.

Tawuran baru berhenti sekitar pukul 21.30 WIB setelah petugas Polres Metro Tangerang terjun ke lokasi membubarkan massa.

“Saat melintas menggunakan angkutan umum R10, tiba-tiba mereka dihadang oleh sekelompok pemuda. Diduga, dua kelompok ini memang memiliki masalah sebelumnya. Keributan pun terjadi dari aksi lempar batu hingga saling serang menggunakan senjata tajam,” ungkap Harry.

Sebanyak 11 orang yang telah diperiksa kini masih diamankan di Polsek Tangerang. Namun terkait status dari 11 orang tersebut masih dalam penyelidikan kepolisian. “Kami belum bisa mengungkap peran di balik 11 orang tersebut. Karena semua masih dalam tahap wawancara atau pendalaman. Kami fokus pemakaman dulu, setelah itu baru kami dalami lebih jauh,” tuturnya.

Kapolres pun meminta warga Kota Tangerang untuk tenang dalam menghadapi peristiwa ini. Ia berjanji akan mengusut persoalan ini hingga selesai sampai pelaku ditemukan, diamankan dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.

“Serahkan kepada kami, beri kami waktu untuk melakukan penyelidikan. Kami akan mengusut tuntas peristiwa yang merenggut nyawa Ferdian. Percaya pada kami semua akan selesai dengan hukum yang ada,” tururnya.

Meninggalnya Ferdian Fikri menyisakan kesedihan buat keluarga. Menurut sang ayah, Ahmad Taufik, Ferdian anak kedua dari empat bersaudara memang dikenal keluarga sebagai suporter setia Persita. Itu tak lepas dari kebiasaan sang ayah yang juga simpatisan Viola dan senang menyaksikan langsung pertandingan Persita di Stadion Benteng, beberapa tahun lalu.

Ahmad Taufik kerap membawa Ferdian ke stadion sejak usia 6 tahun.

Dan kecintaan Ferdian pada Persita ditunjukkan dengan selalu datang ke Stadion Benteng saat dia duduk di bangku SD. “Dia semakin suka nonton Persita saat kelas 6 SD, saya tak bisa melarang. Saya hanya minta agar dia tak ikut-ikutan kalau ada bentrok dan hati-hati saat pulang,” jelas Ahmad Taufik.

 Termasuk saat pulang dari menyaksikan Persita bertanding ke Kecamatan Sukadiri yang menjadi hari terakhirnya mendukung tim Ungu.

"Kami sekeluarga pasrah dan meminta Ferdian menjadi korban terakhir. Kami juga meminta polisi untuk mengusut tuntas pelaku penusukan anak kami dan menangkap pelakunya," tegas Ahmad Taufik didampingi sang istri Heti Herawati.

 Duka serupa juga diungkap Edeh Riky, drigen (pemandu sorak) Viola. Apalagi dirinya mengenal korban selaku anggota yang aktif mendukung Persita.

Ferdian bahkan meluangkan waktu untuk kerja sampingan sebagai juru parkir di terminal Poris Plawad  agar punya ongkos untuk bisa menyaksikan pertandingan tim Ungu.

 “Dia orangnya respek sama yang lebih tua dan selalu mematuhi instruksi dari pengurus saat mendukung Persita. Dia cinta banget sama Persita,” ucap Edeh.

Edeh pun punya dua cerita menarik terkait almarhum. Pertama, sebelum mendukung Persita ke Sukadiri, Ferdian mencari uang dengan menjadi juru parkir di terminal Poris Plawad dan ia menyatakan kelelahan.

“Dia bilang ke teman-teman Viola, nggak apa-apa capek biar setelah pulang dari Sukadiri bisa istirahat lama. Eh ternyata dia benar-benar 'pulang',” beber Edeh.

Yang kedua, Ferdian senang karena kaos pesanannya tentang Persita telah selesai dibuat. Tulisannya menurut Edeh menunjukkan kesetiannya sama Persita. “Dukung Persita Sampai Akhir Hayat,” ucap Edeh diamini anggota Viola di Sekretariat Viola di Stadion Benteng.(bun/apw/bha)

Sumber: