Tidak Sepantasnya Seorang Muslim Lihat Orang yang di Atasnya dalam Urusan Duniawi

Tidak Sepantasnya Seorang Muslim Lihat Orang yang di Atasnya dalam Urusan Duniawi

SERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Tidak sepantasnya bagi seorang muslim melihat orang yang berada di atasnya dalam urusan duniawi. Karena hal itu akan membuatnya lelah, menganggap sedikit nikmat Allah, dan tidak mensyukurinya. Hal ini sebagaimana penjelasan ulama besar dari Saudi Arabia, Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ketika menjelaskan hadis kedua dalam buku “Syarah Kitab Al-Jami min Bulughil Maram”. Dalam hadis kedua itu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Lihatlah orang yang di bawah kalian dan jangan melihat orang yang di atas kalian. Yang demikian akan lebih mendorong kalian untuk tidak meremehkan nikmat Allah yang ada pada kalian,”. Hadits shahih ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat yang mulia Abu Hurairah radhiallahu anhu. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, jika seorang muslim melihat orang yang lebih darinya dalam hal harta, tempat tinggal, pakaian, penghasilan, dan sebagainya, dia akan sering merasa lelah dan menganggap sedikit nikmat Allah. Oleh karena itu, tidak sepantasnya hal ini dia lakukan. “Yang sepantasnya baginya adalah melihat orang yang lebih rendah daripada dirinya dalam hal kenikmatan, fisik, kesehatan, harta, kedudukan, dan sebagainya, sehingga dia dapat mengetahui besarnya nikmat Allah kepadanya dan mensyukurinya,” katanya. Adapun dalam urusan agama, kata Syaikh bin Baz, seorang muslim sepantasnya melihat orang yang di atasnya. Hendaklah dia bersungguh-sungguh dalam urusan agama dan meneladani orang-orang terbaik, terutama Nabi shalallahu alaihi wasallam. Hendaklah dia meneladani mereka serta bersegera dan berlomba dalam urusan agama. “Janganlah dia melihat para pemalas, orang-orang jahat, dan para pendosa. Akan tetapi hendaklah dia melihat orang-orang yang berbuat baik dan berlomba menuju kebaikan. Dia bersegera menuju shalat berjamaah, menunaikan zakat, menjaga puasa, mengikuti adab-adab yang diajarkan syariat, menjauhi tempat-tempat yang membuatnya dituduh berbuat buruk, menjauhi perbuatan maksiat, dan meneladani orang-orang baik,” tuturnya. Reporter: Sutanto bin Omo Editor: Sutanto bin Omo

Sumber: