Polisi Sebut Bayi di Simpan dalam Freezer Selama 2 Hari, Hoax

Polisi Sebut Bayi di Simpan dalam Freezer Selama 2 Hari, Hoax

TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Polres Metro Tangerang Kota angkat suara tersebarnya di media sosial terkait Ayah simpan mayat bayinya selama 2 hari didalam kulkas atau freezer. Informasi tersebut merupakan berita hoax dan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Hal itu ditegaskan oleh Kasi Humas Polres Metro Tangerang Kota Kompol Abdul Jana dalam keterangan rilisnya, Minggu (9/7). Kompol Jana menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara terhadap berbagai pihak yang mengetahui peristiwa tersebut oleh petugas Polres Metro Tangerang Kota bahwa sesuai surat keterangan kematian dari RSUD Kota Tangerang menerangkan, bayi berjenis kelamin laki-laki itu meninggal dunia pada Senin (37) lalu sekira pukul 06.30 WIB. Pada saat dilahirkan bayi tersebut sudah dalam keadaan meninggal di dalam kandungan AA (33) dalam usia kandungan 8 bulan. Karena adanya pendarahan, AA sendiri dibawa oleh suami siri yakni S (40) ke rumah sakit pada Minggu (2/7). Kemudian S menyimpan mayat bayinya kurang dari 1x24 jam untuk dimakamkan. "Jadi tidak benar berita yang beredar disimpan selama 2 hari. Berdasarkan hasil penyelidikan dan surat keterangan RSUD, bayi tersebut disimpan S kurang dari 1x24 jam untuk dimakamkan," jelasnya. Inisiatif S menyimpan jenazah bayinya di dalam kulkas itu, lanjut Jana, terinspirasi dari rumah sakit yang mengeluarkan jasad bayinya dari dalam freezer saat diserahkan padanya untuk dimakamkan pada hari itu, 3 Juli 2023 sekira pukul 13.00 WIB. Jenazah Bayi baru dikeluarkan pihak rumah sakit setelah proses administrasi dan keterangan surat kematian dari RSUD selesai. "Jadi, jasad bayi itu berada di rumah sakit kurang lebih selama 8 Jam untuk proses pemulangan untuk dimakamkan," paparnya. Sesampainya di rumah kontrakannya, S sempat membacakan surat Yasin untuk almarhum putranya tersebut. Namun, belum sempat S melapor ke pihak RT/RW dan Kelurahan setempat untuk meminta surat keterangan dan proses pemakaman, S mendapatkan telepon dari pihak rumah sakit yang menginformasikan istrinya mengalami pendarahan hebat dan harus dirujuk ke ruang ICU. Ditambah saat itu juga disampaikan bahwa kedua anak sambung S berusia 3 dan 4 tahun menangis di rumah sakit. "Karena panik dan tidak memiliki keluarga di sekitar kontrakannya, sebelum kembali ke rumah sakit, S berinisiatif menyimpan sementara jenazah bayinya di lemari es agar tidak membusuk setelah sebelumnya Ia melihat jenazah bayinya diambil dari dalam freezer di rumah sakit saat diserahkan kepadanya," bebernya. Kata Jana, setelah selesai mengurus perawatan istrinya, dan menenangkan kedua anak sambungnya, pada hari Selasa pagi, 4 Juli 2203, S pulang kembali ke rumah untuk  mengurus surat keterangan proses pemakaman jenazah di kantor Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug. Setelah selesai, S dibantu pihak RT/RW dan staf kelurahan memakamkan jenazah bayinya di TPU Selapajang sekitar pukul 11 siang. "Maka kami tegaskan bayi tersebut tidak disimpan selama 2 hari, tapi kurang dari 1x24 jam," tegasnya. "Maka, jika ada berita disimpan 2 hari adalah berita Hoax, Tolong masyarakat lebih bijak dan hati-hati dalam menyebarkan berita yang tidak sesuai fakta, karena akan membuat masyarakat jadi resah dan menjadi perhatian publik," tukasnya. Dia menambahkan, meski demikian, pihaknya masih mendalami peristiwa tersebut. Dia menyebut, hingga saat ini kondisi AA masih dirawat di ICU RSUD Kota Tangerang setelah mengalami pendarahan hebat dan melahirkan bayinya yang telah meninggal dunia. "Kondisi Ibunya masih dirawat intensif di RSUD Kota Tangerang, untuk kedua anak balita 3 dan 4 tahun anak AA sementara masih di tampung di rumah singgah Dinsos untuk dilakukan pendampingan bersama unit PPA Polres Metro Tangerang Kota dan P2TP2A" pungkasnya. Sebelumnya, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah menyatakan siap membantu biaya perawatan AA yang saat ini masih dirawat secara intensif di ICU RSUD Kota Tangerang. "Pemerintah Kota Tangerang akan bantu, kita harus bicara NKRI, Siapapun warga yang tinggal di Kota Tangerang, baik yang ber-KTP Tangerang maupun yang tidak ber-KTP Kota Tangerang akan dibantu dan di layani", kata Aeief saat dimintai keterangannya. Arief mengatakan, adanya mayat bayi yang dimasukan kedalam kulkas sangat memprihatinkan dan menyedihkan. Arief mendengar informasi kejadian tersebut dari Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho yang sedang melakukan penyelidikan terhadap kejadian tersebut. Kapolres meminta AA dapat dibantu penanganannya selama dirawat di RSUD Kota Tangerang untuk meringankan beban yang ditanggungnya. "Sudah menjadi bagian dari perhatian Pemkot Tangerang. Kita juga melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) bersama Dinas Sosial sudah menyambangi rumah kontrakan kedua orang tua bayi tersebut untuk memberikan bantuan sosial," tutupnya. Reporter : Abdul Aziz

Sumber: