Prabowo Tak Mau Ditertawakan Sejarah
Reporter:
Redaksi Tangeks|
Editor:
Redaksi Tangeks|
Jumat 28-07-2017,06:39 WIB
Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terjalin karena didasari UU Pemilu yang baru saja disahkan DPR dalam rapat paripurna pekan lalu. Kedua partai itu tidak sepakat dengan ambang batas presiden sebesar 20-25 persen dan memilih tidak terlibat dalam pengambilan keputusannya.
"Karena kita tidak mau ditertawakan oleh sejarah. Kekuasaan iya, mau berkuasa 5,10, 20, 50 di ujungnya sejarah yang akan menilai," sebutnya saat menggelar konferensi pers usai berbincang secara tertutup di kediaman SBY, Puri Cikeas, Jawa Barat, Kamis (27/7).
Kata Prabowo presidential threshold 20-25 persen itu melawan akal sehat dan logika masyarakat. "Presidential threshold 20 persen adalah lelucon politik yang menipu rakyat Indonesia," tegasnya. Karena itu, Prabowo perlu melakukan komunikasi dengan Demokrat maupun partai lain yang tidak menyepakati besaran tersebut.
"Kami khawatir demokrasi kita ke depan bisa dirusak," sebut Prabowo. Menurutnya, mereka wajib mengawal, meningatkan, dan mengimbau rekan-rwkan yang berada di kekuasaan bahwa demokrasi iadalah jalan terbaik dan demokrasi membutuhkan semangat patuh kepada logika. "Semangat patuh kepada rule of the game dan harus adil, tidak pasakankan kehendak dengan segala cara," pungkas Prabowo (dna/JPC)
Sumber: