DPK Banten Bedah Buku Bersama Penulis Bukan Cinderella

DPK Banten Bedah Buku Bersama Penulis Bukan Cinderella

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten menggelar Bedah buku 'Bukan Cinderella' karya penulis lokal Dheti Azmi di kantornya, Senin (19/9). Pustakawan DPK Provinsi Banten, Khairunnisa mengatakan, gelaran bedah buku merupakan rangkaian dari acara peringatan Hari Kunjungan yang jatuh pada tanggal 14 September lalu. "Kita mengundang langsung penulis dari buku Bukan Cinderella yang merupakan penulis lokal asal Pandeglang," katanya usai bedah buku. Ia menuturkan buku novel yang dibedah juga diadaptasikan menjadi film yang dibintangi oleh Fujianti Utama alias Fuji yang tengah naik daun kepopularitasnya. "Ini adalah novel terlaris yang juga ditayangkan di bioskop," ujarnya. Dikatakan Khairunnisa, bedah buku ini bekerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Banten, dan Gramedia, dan Buka Buku Grup. "Untuk bedah buku ini kerjasama dengan BI, dan kita fasilitasi dengan mengundang anak sekolah," terangnya. Sementara, Manajer Unit Kehumasan KPw BI Banten, Tia Fitri Hariyani mengatakan, bahwa pihaknya mendukung penuh kegiatan bedah buku dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. "BI juga memiliki perpustakaan, dan ini adalah bagian tugas kami mencerdaskan anak bangsa," katanya. Kecerdasan melalui membaca buku tidak hanya dengan buku ilmiah, namun novel juga dapat mencerdaskan melalui kedewasaan mental. "Tentu bukan hanya kecerdasan tapi juga kedewasaan mental, salah satunya dengan membedah novel terlaris ini," terangnya. Penulis buku Bukan Cinderella, Dheti Azmi mengatakan, novel ini bukan kisah Cinderella yang kehilangan sepatu kaca, ketika sang pangeran menjemput sang putri dan memberikan sebelah sepatu yang tertinggal di pesta dansa. Namun, ini kisah Amora yang kehilangan sebelah sepatu Converses barunya karena tertukar dengan milik orang lain. Namanya Amora Olivia, cewek biasa yang tengah bahagia karena baru saja membeli sepatu baru dengan uang yang susah payah ia tabung sebulan ini. Dan kini sebelah sepatu kebanggaannya itu harus tertukar dengan sebelah sepatu butu yang ukurannya lebih besar dari sepatu miliknya.(Adv)

Sumber: