Tangsel dan Balikpapan Jadi Pilot Projek Gedung Hemat Energi

Tangsel dan Balikpapan Jadi Pilot Projek Gedung Hemat Energi

CIPUTAT,TANGERANGEKSPRES.CO.ID-Kota Tangsel dan Balikpapan dipilih oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai pilot projek gedung hemat energi atau non emisi karbon. Hal tersebut ditandai dengan kick off rapat proyek pengembangan peta jalan kebijakan bangunan non emisi karbon di Kota Tangsel di Aula Blandongan Balai Kota, Rabu (31/8). Pilot project efisiensi energi di gedung tersebut kerjasama antara Kementerian ESDM dan Global Building Performance Network (GBPN). Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, dalam rangka mendorong efisiensi energi pada bangunan gedung di tingkat daerah diseluruh Indonesia, Ditjen EBTK Kementrian ESDM dan GBPN menjalin kerja sama untuk rencana aksi reformasi kebijakan efisiensi energi pada bagunan gedung. Hal tersebut sejalan dengan target net zero emission (NZE) dan nationally determined contribution (NDC) Indonesia, dimana Kota Tangsel ditunjuk menjadi salah satu pilot project dan Balikpapan. "Tentu kami mendukung kegiatan ini karena proyek penyusunan roadmap kebijakan efisiensi energi bangunan ini penting bagi Kota Tangsel," ujarnya saat sambutan, Rabu (31/8). Pria yang biasa disapa Pak Ben ini menambahkan, pihaknya mendukung kebijakan tersebut lantaran beberapa faktor. Pertama, Kota Tangsel merupakan kota yang berkembang pesat dan memiliki banyak proyek bangunan baru. karena itu disini banyak potensi untuk membuat penghematan energi bangunan. "Dengan naiknya harga energi belakangan ini, efisiensi energi merupakan solusi yang makin penting. Jika biaya energi dapat dihemat maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Tangsel," tambahnya. Kedua adalah pemanasan global dan perubahan iklim akan berdampak juga di Kota Tangsel. Upaya efisiensi energi dapat mengurangi pemanasan global dan dampak negatif perubahan iklim. Hal tersebut sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas karbon dioksida dan gas rumah kaca yang lain. "Kedepannya kami berharap dengan adanya proyek ini Kota Tangsel dapat memiliki kebijkan energi bangunan yang bisa diterima oleh semua pihak, efektif dalam meningkatkan efisiensi energi dan layak secara ekonomis," jelasnya. Pak Ben berharap semua perangkat daerah terkait untuk mendukung implementasi proyek tersebut hingga tercapainya target-target yang telah disepakati. "Saya mengusulkan pada Kementerian ESDM dan GBPN untuk proyek ini supaya dapat memberikan solusi efisiensi energi bagi semua lapisan masyarakat yang ada di Kota Tangsel, baik yang tinggal di real estate maupun yang tinggal di perkampungan," ungkapnya. Mantan Wakil Wali Kota Tangsel dua periode ini mengucapkan terimakasih kepada Direktur Konservasi Energi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM dan kepada Senior Advisor GBPN yang telah memberikan kesempatan pada Pemkot Tangsel bekerjasama dalam proyek tersebut. "Terimakasih juga kepada climate works foundation yang telah memberikan hibah pendanaan proyek ini," tutupnya. Sementara itu, Direktur Konservasi Energi, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) pada Kementerian ESDM, Ni Luh Puspa Dewi mengucapkan terimakasih kepada Pemkot Tangsel yang bersedia berpartisipasi dalam pilot projek efisiensi energi dibangunan gedung dalam melaksanakan proyek rencana aksi reformasi kebijakan untuk mendorong terciptanya efisiensi energi pada bangunan gedung di Kota Tangsel. "Projek ini adalah kerjasama ESDM dgn GBPN. GBPN melakukan kick off rapat sebagai peresmian dilakukan proyek tersebut," ujarnya. Ni Luh Puspa menambahkan, program tersebut tercipta karena Indonesia telah memiliki komitmen nasional yakni melakukan penurunan reduksi emisi sampai dengan 2030. Yakni melalui perjanjian Paris yang Diratifikasi dengan UU No. 16 Tahun 2016 dimana sektor energi memiliki kewajiban menurunkan emisi sebesar 314 juta ton Co2 dengan kemampuan sendiri atau 564 Co2 dengan bantuan internasional. "Sejalan dengan komitmen tersebut telah disusun Net zero emissions atau nol emisi karbon dicapai pada 2060 atau dipercepat," jelasnya. Menurutnya, pencapaian target tersebut dilakukan dengan dua pendekatan, yakni pengguna energi dan penyedia energi. Kedua kebijakan itu dilakukan bersama melalui kebijakan transisi energi. Penggunaan energi sektor transportasi, industri, rumah tangga, komersial berperan dalam mencapai target yang tertuang dalam kebijakan energi nasional, yakni untuk mencapai target intensitas energi berada dibawah satu persen tiap tahun dan target penurunan konsumsi energi nasional sebesar 17 persen sampai 2025. "Upaya-upaya yang diterapkan melalui transisi energi adalah antara lain menerapkan elektronik hekel, kompor induksi, penerapan standar energi minimum di perjalanan rumah tangga dan penerapan energi disemua sektor," ungkapnya. Ni Luh Puspa menjelaskan, sektor bangunan atau komersial berkontribusi 39 persen emisi karbon didunia sehingga diperlukan upaya-upaya untuk menciptakan bangunan gedung yang efisien, berkonsep ramah lingkungan, green building atau konsep net zero energy building. "Beberapa regulasi bangunan telah terbit seperti PP No. 26 Tahun 2021 tentang peraturan pelaksanaan UU 28 Tahun 2022 tentang bangunan gedung. Peraturan Menteri ESDM No. 49 Tahun 2018 tentang penyediaan pembangkit listrik tenaga atap," tuturnya. Salah satu upaya untuk mencapai target penurunan emisi melalui sektor bangunan adalah program yang dilaunching saat ini oleh GBPN bekerjasama dengan Kementerian ESDM. Dimana terdapat penyusunan roadmap yang menjadi pilot projek pada pendataan sektor bangunan dan salah satunya di Kota Tangsel. "Tujuan utamanya adalah mengembangkan reformasi kebijakan dan termasuk pengembangan data base energi di bangunan, informasi energi demand. Termasuk upaya efisiensi serta menciptakan koordinasi antar stake holder terkait dalam menyusun pedoman untuk mendorong efisiensi energi bagi Pemda diseluruh Indonesia. Termasuk membangun data base energi nasional," tutupnya. (bud)

Sumber: