Konsumsi Ikan Warga Kota Serang Masih Rendah

Konsumsi Ikan Warga Kota Serang Masih Rendah

SERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID - Tingkat konsumsi ikan warga Kota Serang masih cukup rendah. Hal itu disebabkan beberapa faktor, salah satunya ketersediaan ikan yang minim. Hal itu dikatakan Walikota Serang Syafrudin saat acara Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di kantor Kelurahan Nyapah, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Selasa, 5 Juli 2022. Hadir juga pada kesempatan itu antara lain Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Sonny August, dan Ketua Komisi II DPRD Kota Serang Jumhadi. Menurut Syafrudin mengatakan, konsumsi warga terhadap ikan masih rendah padahal ikan merupakan makanan dengan protein yang cukup tinggi. Rendahnya konsumsi ikan tersebut disebabkan lokasi pasar ikan laut cukup jauh sehingga keterbatasan persediaan ikan dan harganya yang tidak murah. "Pertama letaknya jauh beda dengan Kecamatan Kasemen, apalagi ikan laut ini proteinnya lebih tinggi dibandingkan ikan kolam," katanya. Ia mengatakan, rendahnya konsumsi ikan dapat berpengaruh terhadap tingginya angka stanting dan gizi buruk. Maka dari itu warga harus gemar makan ikan, karena manfaatnya bisa membuat badan kuat, cerdas, dan tentunya sehat. "Makanya kegiatan ini salah satu tujuannya adalah membiasakan masyarakat makan ikan," ujarnya. Kegiatan ini merupakan agenda rutin setiap tahunnya. Namun untuk menekan angka stanting dan gizi buruk, Syafrudin meminta agar kegiatan ini kembali dilaksanakan di APBD Perubahan. "Mungkin di perubahan aman dianggarkan untuk titik wilayah yang ada stanting dan gizi buruk," terangnya. Kepala DKP3 Kota Serang, Sonny August mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk memasyarakatkan makan ikan. Pada kesempatan itu, kata Sonny, pihaknya juga memberikan bantuan paket ikan 100 paket kepada warga dengan masing-masing 1 kilogram. "Ikan yang diberikan adalah ikan laut pastinya," katanya. Menurut dia, untuk meningkatkan ketersediaan ikan, pihaknya akan meningkatkan budidaya ikan kolam di lima kecamatan, selain Kasemen. Hal itu dipilih lantaran tingkat konsumsi yang cukup rendah. "Nanti akan kita berikan benihnya agar dibudidayakan, rencananya di tahun 2023 nanti," ujarnya. (mam/tnt)

Sumber: