Kaltim Masih Memikat Investor, Industri Pupuk Paling Diminati
Reporter:
Redaksi Tangeks|
Editor:
Redaksi Tangeks|
Kamis 13-07-2017,05:50 WIB
Kaltim rupanya masih menarik perhatian investor. Sampai dengan Triwulan I 2017, terdapat 10 proyek melalui investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang diterbitkan izinnya oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim.
Kepala DPMPTSP Kaltim Diddy Rusdiansyah mengungkapkan, kesepuluh proyek ini merealisasikan investasi senilai Rp 4,88 triliun dan menyerap 1.010 tenaga kerja. Sebaran lokasi proyek terdapat di Samarinda, Bontang, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Berau, Paser, dan Kutai Barat.
“Perizinan penanaman modal diberikan untuk sektor usaha seperti pertanian, industri, dan lain-lain," ucap Diddy dalam keterangan persnya. Diperinci menurut subsektor usaha, industri pupuk kimia di Bontang memberikan kontribusi tertinggi bagi pemasukan investasi Kaltim dari sisi PMDN. Nilainya sekitar Rp 3,39 triliun.
Menurut Diddy, kebutuhan pupuk memang diprediksi bakal terus meningkat. Terutama untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Proyek ini juga diyakini amat strategis untuk mendukung ketahanan pangan dan upaya mewujudkan swasembada pangan. “Kebutuhan pupuk pasti meningkat di tengah gencarnya pemerintah menambah luas lahan. Baik pertanian maupun perkebunan. Peluang ini yang dilihat investor bergegas menambah produksi," jelasnya.
Pada posisi kedua penyumbang PMDN masih dari sektor pertambangan. Ada tiga proyek yang disiapkan. Proyek pertama bernilai Rp 280 miliar, kedua Rp 250 miliar, dan ketiga Rp 2,14 miliar. Subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan industri pengolahan pangan juga telah dilirik investor. Pada Triwulan I terdapat dua proyek dengan total Rp 206,72 miliar. Disusul subsektor kehutanan dengan dua proyek yang dikerjakan masing-masing bernilai Rp 32,13 miliar dan Rp 12 miliar.
“Sebenarnya untuk sektor tersier seperti infrastruktur listrik, gas, dan air investasinya sudah direalisasikan. Namun, karena nilainya belum dilaporkan berapa yang terserap di proyek ini jadi belum tercatat dalam pembukuan kami," terangnya. Sementara itu, Kepala KPw BI Kaltim Muhamad Nur menegaskan, Kaltim harus mempersiapkan diri agar menjadi semakin layak investasi. Selain mesti aktif dalam mempromosikan potensi yang ada, sejumlah penunjang juga harus segera dilengkapi.
Misalnya infrastruktur dasar, seperti listrik, air, jalan, jembatan, dan moda transportasi. “Sekarang ada Regional Investor Relations Unit (RIRU). Dari situ diinformasikan Kaltim punya potensi apa. Hal positif disampaikan ke sana,” jelas dia. Sembari menanti investasi datang, dia menyebut, pembenahan harus dilakukan. Misalnya di bidang perizinan. Jangan sampai investor masuk tapi perizinan belum beres dan masih panjang. Itu yang bikin investor mundur.
Hal lain yang tak kalah penting adalah ketersediaan lahan yang siap pakai. Menurut dia, investor asing tak mau direpotkan dengan ribetnya pembebasan lahan di Benua Etam. Harus ada jaminan keamanan dan keberlangsungan bahwa lahan itu tidak ada konflik sosial. “Karenanya, yang sudah dilakukan pemerintah dengan perizinan satu pintu harus tetap dijaga dan diimplementasikan. Ketepatan perizinan itu sangat memengaruhi investasi,” tuturnya.
Dijelaskan Nur, peluang investasi di Kaltim menganga lebar. Mulai dari perkebunan, pertambangan, hingga industri. Sayangnya, di beberapa kawasan ekonomi tersebut masih bermasalah dengan infrastruktur. Dia menyebut kalau menawarkan sesuatu mestinya harus jelas mau dibangun di mana, bagaimana status lahannya. Kalau investor direpotkan dengan pembebasan lahan tentu bakal berpikir ulang padahal ada potensi besar di sana.
“Jadi harus jelas. Misalnya mau membangun pembangkit listrik. Dijelaskan bagaimana potensi debit air, bahan baku dari mana, pengangkutannya bagaimana, apakah harus lewat koperasi tertentu dan panjang, hal itu yang membuat investasi tidak jadi menarik,” pungkas Nur. (*/roe/riz/k15/fab/JPG)
Sumber: