Pemda Diminta Siaga Hadapi La Nina
JAKARTA-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong pemerintah daerah untuk menyiapkan shelter darurat yang aman untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologis yang dipicu fenomena La Nina. Fenomena angin La Nina berefek pada, curah hujan akan lebih deras sekitar 40 persen dari hujan normal. Dengan curah hujan yang tinggi ini, akan berdampak pada banjir dan longsor. Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan kesiapsiagaan tidak cukup di tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota. Namun harus ke tingkat kecamatan, desa hingga keluarga. Ia mendorong camat, lurah dan kepala desa di wilayah rawan bencana untuk menyiapkan tempat evakuasi sementara. Aparat desa bisa mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai shelter sementara, seperti rumah warga, kantor desa atau pun sekolah. “Identifikasi rumah aman yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara. Jangan sampai tempat evakuasi menjadi kluster baru Covid-19,” Kata Lilik kemarin (11/10). Selain itu kata Lilik, pastikan masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Ia mengingatkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Apabila saat evakuasi tidak dimungkinkan untuk menerapkan protokol kesehatan, dengan pertimbangan keselamatan, selanjutnya protokol harus diterapkan dengan ketat. “Kita harus memastikan masyarakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan apabila ada info dari BMKG. Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” kata Lilik. Lilik mengatakan, aparat setempat bisa menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk menerjemahkan informasi cuaca sehingga pesan sampai pemangku kepentingan di tingkat kecamatan maupun masyarakat. Masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa dapat melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah dibuat. Ini tentunya dibantu oleh BPBD kabupaten maupun kota setempat. Kapusdatinkom BNPB Raditya Jati mengungkapkan pihaknya telah meminta pihak BPBD kabupaten dan kota untuk melakukan beberapa langkah strategi. Pertama, rapat koordinasi kesipasiagaan menghadapi La Nina. Beberapa hal yang diharapkan untuk dibahas yaitu mengenai sosialisasi daerah rawan bencana, memastikan camat, lurah dan kepala desa untuk melakukan kesiapsiagaan di daerah masing-masing, memastikan organisasi perangkat daerah mempersiapkan sumber daya dalam kesiapsiagaan serta operasional pusat pengendali operasi (pusdalops) di BPBD. Kedua, pihak BPBD dan instansi terkaut melakukan simulasi field training exercise sesuai dengan rencana kontinjensi yang ada. Rencana tersebut juga perlu memasukkan konteks ancaman bahaya lain, seperti Covid-19. Ketiga, menghimpun dukungan sumber daya, khususnya sukarelawan dan dukungan lain. Keempat, Susur sungai yang bertujuan untuk memastikan tidak ada potensi bahaya. Kelima, menetapkan tempat evakuasi berbasis protokol kesehatan. (tau)
Sumber: