Pilkada Dinilai Lebih Kompetitif

Pilkada Dinilai Lebih Kompetitif

CIPUTAT-Pilkada Kota Tangsel tahun 2020 dinilai lebih terbuka dan kompetitif. Hal ini salah satunya ditopang dari munculnya tiga pasang kandidat bakal calon walikota dan wakil walikota yang resmi mendapatkan tiket pencalonan. Pengamat politik sebut pertarungan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) kota Tangerang Selatan (Tangsel) 2020 relatif lebih terbuka dan kompetitif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, tiga bakal pasangan calon yang sudah muncul untuk memperebutkan kursi nomor satu di Tangsel relatif seimbang karena tidak ada yang paling menonjol. Hal tersebut karena masing-masing bakal pasangan calon membawa atribut dinasti politik atau keluarga elite politik yang sudah memiliki kekuatan untuk menggaet basis massa pendukung tertentu. Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan, merupakan bakal pasangan calon dari petahana dan keluarga dinasti politik Banten yang didukung Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PP) Sementara Siti Nur Azizah Ma'ruf-Ruhama Ben membawa aura politik dari sosok Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dengan dukungan dari Demokat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kemudian, Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dengan atribut keluarga elite politik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang didukung Gerindra dan PDI Perjuangan. "Persaingan di Tangsel untuk Pilkada saat ini relatif terbuka, lebih kompetitif dan dinamis. Karena di antara calon-calon ini tidak ada yang paling menonjol," ujarnya, Kamis (23/7). Kondisi tersebut pun dinilai Adi membuat kekuatan dari Benyamin dan Pilar Saga yang merupakan petahana sekaligus bagian dari dinasti politik Banten cenderung menurun. Di sisi lain, Adi berpandangan bahwa masyarakat Tangsel saat ini tidak terlalu mengenal sosok Pilar saga. Sementara sosok Benyamin tidak terlalu mencolok selama menjadi wakil dari Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany. "Bisa dibalap oleh dua kompetitor lainnya ini, ya suka tidak suka. Karena petahana sekarang tidak sekuat lima dan 10 tahun yang lalu ketika Airin maju," pungkasnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.com. (kom/esa)

Sumber: