Agen Perjalanan Diimbau Tak Jual Tiket Mudik
SERANG-Dinas Perhubungan (Dishub) Banten mengimbau kepada agen-agen perjalanan untuk menunda penjualan tiket pemberangkatan bus antar kota antar provinsi (AKAP) untuk mudik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Banten. Kepala Dishub Banten, Tri Nurtopo mengatakan, pihaknya telah meminta agen-agen penjual tiket bus untuk menghentikan sementara penjualan. "Kita telah imbau (tiket) yang ke Jawa jangan djual dulu, nanti kalau ada bus boleh dijual. Jangan sampai nanti mobilnya nggak bisa masuk nanti dimarahin penumpang lagi. Kita telah minta agen-agen yang di Pakupatan untuk nggak jual dulu," kata Tri saat dihubungi melalui telepon, Minggu (5/4). Terkait angkutan mudik lebaran, Tri menjelaskan, sesuai arahan pusat pemerintah daerah tidak diperkenankan untuk menyelenggarakan mudik gratis. Ia menyebutkan, di Banten sendiri ada dua pemerintah daerah yang tahun ini akan melaksanakan mudik gratis pertama Pemprov Banten dan Pemkab Tangerang. "Itu kedua-duanya sudah dibatalkan. Karena soal angkutan lebaran kan keputusannya ada di pusat. Dan ada larangan angkutan lebaran. Walaupun ada juga sebagian provinsi mempunyai pandangan lain, di mana mereka tidak bisa melarang orang balik ke daerahnya," jelasnya. Terkait arus mudik di Banten, Tri mengaku, relatif tidak ada masalah. Dirinya beralasan di Banten tidak ada mudik, yang ada hanya hilir mudik. "Di Banten tidak ada mudik, yang ada hilir mudik," katanya. Terkait peningkatan penumpang dari luar daerah ke Banten, Tri mengungkapkan, terdapat peningkatan jumlah penumpang dari Jakarta dan daerah Jawa pada pekan kemarin. "Peningkatan penumpang minggu kemarin. Baik dari sini ke Jawa maupun sebaliknya dan dari Jakarta ke Serang, Pandeglang dan Labuan meningkat sehari. Dan dari informasi di lapangan, mayoritas yang dari Jakarta memang setiap minggu pulang. Tapi ada juga yang pulang karena tempat kerjanya tutup. Jadi ada dua versi keterangan yang kita peroleh dari masyarakat," ujarnya. Untuk antisipasi penyebaran Covid-19 di kawasan Terminal, Tri mengaku, pihaknya telah melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh terminal di Banten. Bukan hanya terminal, bus-bus yang baru datang dari Jakarta juga tidak luput dari penyemprotan. "Pekan kemarin sudah kita semprot. Termasuk bus-bus yang baru datang dari Jakarta ke arah Selatan juga kita semprot," katanya. Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengungkapkan, terkait persoalan mudik di Banten relatif tidak ada masalah. "Banten relatif tidak memiliki masalah. Dikarenakan masyarakat Banten melakukan aktifitas hilir mudik Jakarta-Banten dalam kesehariannya," katanya. Meski begitu, WH mengakui, terkait warga Banten yang mudik pulang kampung, turut meningkatkan jumlah orang yang masuk dalam kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Provinsi Banten. Sampai hari ini, jumlah ODP di Provinsi Banten sudah mencapai tiga ribuan orang. Termasuk didalamnya para TKI yang baru datang dari Malaysia. "Kami kesulitan dalam rangka karantina meski sudah menyiapkan hingga 25o tempat tidur di RSUD Banten yang telah disiapkan menjadi rumah sakit khusus pasien Covid-19 namun dalam perkembangannya masih belum tercukupi," katanya. WH juga mengungkapkan, untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 di Banten, pemprov telah menyiapkan Rumah Sakit Umum (RSU) Banten sebagai rumah sakit pusat rujukan Covid-19 di Banten. "Kita juga terus ditingkatkan pelayanannya, ada baiknya segala penyataan dikonfirmasi terlebih dahulu agar masyarakat tenang dan mendapatkan informasi yang jelas. Jangan jadikan suasana menjadi tidak kondusif, kurangi komentar-komentar yang tidak perlu. Dan harus selektif dalam menginformasikan sesuatu," ujarnya. (tb/and)
Sumber: