Comeback Epik Antar ke Semifinal, Praveen/Melati Jaga Peluang Juara
GANDA campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviati menjadi wakil Indonesia pertama yang sukses melangkah ke semifinal All England 2020. Mereka merebut tiket empat besar setelah menaklukkan pasangan nomor dua dunia, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping lewat perjuangan superseru di Arena Birmingham kemarin. Praveen/Melati menang 15-21, 21-19, 21-19. Dengan hasil tersebut, pasangan yang sering disebut Pramel itu menyamai hasil tahun lalu. Juga sudah sesuai dengan target PP PBSI yang dibebankan pada mereka. Namun, melihat kesempatan yang tersedia di depan mata, harusnya tahun ini mereka bisa ke final dan juara! Bagaimana tidak. Mereka telah menyingkirkan pasangan nomor dua dunia. Sedangkan pasangan nomor satu, Zheng Siwei/Huang Ya Qiong sudah lebih dulu tereliminasi di babak kedua. Mereka, secara mengejutkan, kalah oleh pasangan Belanda Robin Tabeling/Selena Piek. Dua batu penghalang terbesar sudah hilang. Tinggal memaksimalkan performa menghadapi dua pertandingan terakhir. Di semifinal hari ini, Praveen/Melati berhadapan dengan pasangan tuan rumah Marcus Ellis/Lauren Smith. Lagi-lagi, di atas kertas, mereka unggul. Selain menang peringkat, catatan head-to-head juga berpihak pada Pramel. Dalam sekali pertemuan di Korea Masters tahun lalu, Pramel menang straight games, meski skor tiap game-nya sangat sangat ketat. "Buat besok (hari ini, Red) kami mau lebih enjoy lagi, karena sudah semifinal. Semua ada kesempatan menang. Jadi, kami nggak mau mikirin terlalu jauh," tutur Praveen kemarin, seperti dikutip dari siaran pers PP PBSI. "Tapi mau kasih yang terbaik saja. Step by step," imbuh Ucok, sapaannya. Jika mampu menampilkan permainan seperti di perempat final, langkah Pramel ke final sangat terbuka. Kemarin, pasangan nomor 5 dunia itu bermain sangat hebat. Sangat taktis, prima, dengan mentalitas yang luar biasa. Mereka berhasil melakukan comeback epik pada game kedua, yang kemudian memaksakan rubber game. Ya, setelah game pertama kalah, mereka sempat tertinggal 10-18 di game kedua. Melati berkali-kali kalah oleh Huang yang begitu gesit di depan net. Pasangan Tiongkok tersebut benar-benar mendikte permainan, dan memaksa Praveen/Melati membuat kesalahan. Dalam kondisi itu, badminton lovers sudah pasrah dan berpikir perjuangan Pramel bakal terhenti. Namun, hanya dalam sekali servis, semuanya berubah. Servis flick Praveen secara beruntun menghasilkan sembilan angka sekaligus. Mereka berbalik leading 19-18! Wang/Huang sempat menyamakan kedudukan menjadi 19-19. Namun, Pramel akhirnya merebut game kedua dengan 21-19. "Dari game pertama sebenarnya kami sudah in. Strateginya sudah benar. Tapi setelah poin 11 (interval, Red) kami kebawa permainan mereka," papar Praveen. "Setelah itu ketinggalan 4 poin, mau mengejar lumayan susah. Game pertamanya sudah kalah, terus game kedua juga ketinggalan 10-18, itu kami sudah kebawa pola mereka,” lanjut dia. "Untungnya kami bisa keluar dari tekanan mereka dan berhasil menang di game kedua. Di game ketiga pun kami sudah mengatur ritme, walaupun sempat terkejar," lanjut dia. Meski selama permainan terus tertinggal, Ucok mengakui bahwa perubahan besar memang terjadi pada game kedua. "Saya bilang ke Mely (Melati, Red) kalau sebelum 21 itu nggak ada yang tahu siapa yang menang," kata Praveen. "Saya juga berpikir jangan mau kalah. Dan sebelum 21 saya harus mencoba yang terbaik buat pertandingan tadi. Ternyata benar ada hasilnya," lanjut pemain berusia 26 tahun tersebut. Melawan Wang/Huang tak pernah mudah bagi Praveen/Melati. Dari delapan pertemuan yang sudah mereka jalani, praktis Pramel hanya menang dalam dua pertandingan terakhir. Termasuk kemarin. Mereka menipiskan rekor head-to-head menjadi 2-6. "Semua juga sudah tahu kualitasnya pasangan ini. Jadi kami jangan sampai kehilangan fokus sama sekali. Saat ketinggalan maupun saat lagi mimpin," jelas Melati. (jpg/apw)
Sumber: