Tahun Ini, Bedah 305 Rumah

Tahun Ini, Bedah 305 Rumah

SERPONG-Pembangunan rumah umum tidak layak huni (RUTLH) tahun ini akan dilakukan untuk 305 rumah. Untuk pelaksanaannya, dilakukan dua tahap. Dan, tahap satu sudah dimulai Maret untuk 206 rumah yang akan dibangun di 7 kecamatan. Targetnya, bedah rumah tahap pertama ini akan beres pada April hingga Mei 2020. Kepala Dinas Bangunan dan Penataan Ruang Kota Tangsel Ade Suprizal mengatakan, pembangunan 206 rumah tidak layak huni tahap pertama dimulai sejak 3 Maret dan ditarget selesai 16 April. "Mudah-mudahan sebelum Lebaran Idul Fitri pembangunan sudah selesai," ujarnya kepada Tangerang Ekspres seusasi memimpin sosialisasi persiapan pelaksanaan perbaikan RUTLH di aula Kecamatan Ciputat Timur, Senin (24/2). Ade menambahkan, untuk Ciputat Timur tahun ini akan ada 41 rumah yang akan dibangun. "23 rumah akan dibangun pada tahap pertama dan sisanya tahap dua yang akan dilaksanakan mulai 3 April sampai 17 Mei," tambahnya. Sementara itu, Kepala Bidang Perumahan pada Dinas Perkimta Kota Tangsel Yulia Rahmawati mengatakan, tahun ini akan ada 305 yang akan dibangun dalam program RUTLH. Tahap pertama 206 rumah akan dikerjakan mulai 3 Maret sampai 16 April, dan tahap dua ada 99 rumah yang akan dimulai 3 April sampai 17 Mei," ujarnya. Wanita yang biasa disapa Era ini menuturkan, masyarakat yang menerima bantuan program RUTLH harus memenuhi beberapa persyaratan. Mulai dari rumah dengan kondisi rusak berat, rumah dengan atap material non permanen dengan kondisi rusak. Rumah dengan dinding material non permanen dengan kondisi rusak, rumah dengan lantai belum tertutup material permanen, rumah belum memiliki sanitasi dasar dan belum memiliki listrik dan airi bersih dan lainnya. "Semoga target kita tahun ini membangun 305 rumah dapat terlaksana," tuturnya. Di tempat yang sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, bedah rumah terus dilakukan baik yang menggunakan APBD provinsi, APBD kota dan CSR perusahaan. "Salah satu kewajiban pemerintah adalah memastikan warga memiliki rumah layak huni," ujarnya. Airin menambahkan, selain penerima bantuan yang hadir, seharusnya ketua RT/Raw rw dan tokoh msyarakat juga harus hadir dalam sosialisasi. Hal ini karena pola pelaksaan bedah rumah terus berubah tiap tahun. Progran bedah rumah yang menikmati bukan hanya penerima saja tapi, menjadi surganya di dunia untuk bertambah ibadahnya. Nantinya satu rumah yang akan dibangun disiapkan biaya sebesar Rp 71 juta. Terkait pelaksanaan pembangunannya, Airin minta agara tidak hanya melibatkan BKM saja namun, masyarakat juga. "Tiap tahun yang mengerjakan harus gantian dengan masyarakat, sehingga ada keterlibatan dan pemerataan," tambahnya. Masih menurutnya, yang harus diperhatikan dalam bedah rumah adalah menjaga kualitas, terbuka dan transparan soal anggaran. Sehingga masyarakat bisa lakukan monitoring dan evalusi program bedah rumah. Target program bedah rumah adalah bagaimana masyaarakat bisa meraskan rumah dan membedah rumah menjadi baik huni. "Konsep penataan kawasan harus dilanjutkan, bedah rumah harus dilakukan karena kalau penataan kawasan butuh biaya besar dan hanya satu lokasi saja," tutupnya. (bud)

Sumber: