Pemerintah Arab Saudi Tak Bisa Beri Kepastian, Jemaah Batalkan Umrah, Travel Wajib Kembalikan Uang

Pemerintah Arab Saudi Tak Bisa Beri Kepastian, Jemaah Batalkan Umrah, Travel Wajib Kembalikan Uang

JAKARTA-Pemerintah Arab Saudi sudah mengeluarkan kebijakan skema pengembalian (refund) biaya visa umrah. Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) wajib melayani refund, jika ada jemaah yang memilih membatalkan perjalanan umrahnya. Keterangan tersebut ditegaskan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar Ali di Jakarta kemarin (4/3). Dia mengatakan Arab Saudi sudah mengeluarkan edaran skema refund biaya visa untuk jemaah. Proses pengembalian dana membutuhkan kelengkapan dana dan pengisian form oleh PPIU. ’’Nanti jemaah ditawari. Apakah menunggu atau refund,’’ tuturnya. Nizar mengatakan Kemenag sikapnya netral. Memberikan kebebasan kepada calon jemaah umrah untuk menentukan sikap. Apakah mau sabar menunggu larangan penerbangan umrah dicabut dahulu, kemudian menjadwal ulang perjalanan umrahnya. Atau memilih pengembalian biaya umrah, karena belum ada kejelasan kapan penerbangan umrah akan dibuka kembali. Jika ada jemaah yang memilih refund atau pembatalan perjalanan umrah, Kemenag akan mendorong PPIU untuk memenuhi kewajibannya. ’’Pokoknya (jemaah minta, Red) refund, kewajiban pemerintah mendorong PPIU untuk mengembalikan,’’ kata dia. Sampai kemarin Nizar menegaskan belum ada kepastian kapan penerbangan umrah akan dibuka kembali. Dia mengatakan yang ada sekarang adalah pesawat pemulangan jemaah umrah. Misalnya pesawat dari Indonesia terbang menuju Saudi dalam kondisi kosong penumpang, untuk pemulangan jemaah. Menurut data yang dia peroleh, jumlah jemaah umrah asal Indonesia di Makkah semakin berkurang. Pemulangan terakhir dilakukan pada 15 Maret nanti. Yakni pemulangan 88 orang jemaah umrah dengan maskapai Saudia Airlines menuju Bandara Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur. Setelah itu di Makkah kosong jemaah umrah Indonesia. Dengan catatan sampai 15 Maret nanti penghentian sementara penerbangan umrah belum dicabut. ’’Pencabutan moratorium tidak bisa diperkirakan,’’ tegasnya. Informasi penerbangan umrah kembali dibuka pada 14 Maret itu tidak benar. Sebab sampai sekarang belum ada keterangan resmi dari pemerintah Arab Saudi. Nizar lantas menjelaskan persiapan haji musim 2020. Dia mengatakan pencarian hotel dan katering di Arab Saudi terus berjalan. Dia bersyukur tim pencari hotel dan katering sudah berada di Saudi sejak 9 Februari lalu. Mereka bertugas mencari hotel dan layanan katering di Arab Saudi sampai 9 April nanti. Dia berharap saat musim haji tiba nanti, penerbangan jemaah kembali dibuka. Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan sampai kemarin belum ada permintaan refund atau pembatalan perjalanan umrah oleh jemaah. Dia menyampaikan uang refund itu nanti masuk ke rekening provider visa. Salah satu calon jemaah umrah yang mengalami pembatalan penerbangan akibat penghentian penerbangan adalah Abidatur Rosyidah. Dia bersama dua orang keluarganya sedianya berangkat umrah Selasa (3/3) lalu. Dia menegaskan memilih untuk tidak refund. ’’Karena sudah niat, karena sudah dikasih rezeki, jadi menunggu. Semoga segera dibuka kembali,’’ kata warga Sumedang itu. Dia juga berharap ketika perjalanan umrah dibuka nanti, tidak ada biaya tambahan. Biayanya tetap sesuai dengan yang dia setor, yakni Rp 24 juta per orang. Abidatur mengatakan tidak ada rasa kecewa terkait penundaan itu. Sebab penundaan itu tidak ada unsur kesengajaan. Dia mengatakan pemerintah Arab Saudi sendiri pastinya dalam posisi berat untuk mengeluarkan kebijakan larangan penerbangan umrah akibat mewabahnya Corona di sejumlah negara. Termasuk di Indonesia maupun Arab Saudi sendiri. (wan)

Sumber: