Baru Pulang Dari Luar Negeri, Dinkes Pantau 17 Warga Kota Tangerang

Baru Pulang Dari Luar Negeri, Dinkes Pantau 17 Warga Kota Tangerang

SERANG – Sebanyak 17 warga Kota Tangerang mendapat pantauan khusus dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten selama 14 hari ke depan. Hal itu dilakukan karena 17 orang tersebut baru saja pulang dari negara yang terjangkit virus corona (covid-19). Kepala Dinkes Banten, Ati Pramudji Hastuti mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pemantauan terhadap 17 orang warga Kota Tangerang yang baru saja pulang dari luar negeri. Meski begitu, pemantauan tersebut bukan berarti seluruh warga tersebut positif corona. “Jadi pemantauan ini bukan positif corona. Tapi memang prosedur tetap (protap) yang harus dilakukan jika orang masuk dari luar negeri harus dilakukan pemantauan sampai masa inkubasi selama 14 hari,” kata Ati saat ditemui usai rapat koordinasi (rakor) kesiapsiagaan menghadapi corona virus di Aula Dinkes Banten, KP3B, Kota Serang, Selasa (3/3). Lebih lanjut, Ati menuturkan, 17 orang warga tersebut baru saja pulang dari negara yang terjangkit virus corona. “Meraka (pulang) dari daerah atau negara yang terjangkit,” jelasnya. Menurut Ati, berdasarkan persentase kasus kematian akibat virus corona sebesar 3 persen dibandingkan kematian akibta penyakit menular lainnya. “Di kita nggak ada yang sakit. Dan saat in hanya dilakukan pemantauan,” katanya. Terkait fasilitas untuk dua rumah sakit (RS) yaitu  RSUD Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang dan RSUD Tangerang, Ati mengaku, di dua rumah sakit tersebut sudah ada ruang isolasi. “Untuk di Serang itu ada empat ruang isolasi dan di RSUD Tangerang juga empat ruang isolasi. Khusus di Tangerang kita akan tambah lagi tiga ruang isolasi dan diperkirakan dalma 3-4 hari ini kita selesaikan. Dan saya tegaskan sampai saat ini seluruh ruangan belum terpakai. Kita nggak ada corona,” ujarnya. Saat ditanya kenapa RSUD Banten tidak masuk sebagai rumah sakit rujukan, Ati mengaku, keputusan rumah sakit rujukan berada di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Namun, Pemprov Banten dalam waktu dekat ini akan mengusulkan RSUD Banten untuk jadi rumah sakit ryujukan ke-3. “Nggak menutup kemungkinan RSUD Banen jadi rujukan ketiga. Maka kita akan ajukan usulan. Tapi kita juga akan siapak sarana dan prasarananya,” katanya. Sementara, Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH) mengatakan, Pemprov Banten terus memberikan dukungan bagi seluruh rumah sakit di Banten. “Kita juga memastikan seluruh rumah sakit, asosiasi dokter paru-paru dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan kesiapsiagaan menghadapi corona,” katanya. WH menegaskan, hingga kini belum ada ditemukan kasus corona di Banten. Hal itu menanggapi adanya infromasi jika terdapat sejumlah warga Kota Tangerang yang diduga terjangkit vierus corona. “Tadi konfirmasi di Tangerang, nggak ada laporan (kasus). Ada juga yang 17 orang itu kita lakukan pemantauan. Dan mereka tinggal di rumahnya dan bukan dikategorikan sakit. Jadi siapapun yang datang ke Banten kita pantau,” ujar  WH. WH juga mengimbau kepada warga Banten untuk tidak panik lantaran adanya isu penyebaran corona. Ia mengaku, Pemprov Banten  juga memastikan 113 rumah sakit di banten sudah siap siaga. “Soal kekhawatiran berdampak ekonomi itu juga nggak perlu. Tadi kita kumpulkan perdagangan dengan Bulog. Kita punya stok, dan pastikan ketersediaan pengan cukup,” katanya. Orang nomor satu di Banten itu juga mengimbau warga untuk mengikuti instruksi pencegahan penularan virus corona. “Seperti pakai masker, cuci tangan, hindari bersentuhan, jangan cipika-cipiki (cium pipi kanan cium pipi kiri). Soal masker  saya sudah bicara dengan perdagangan. Bahkan pemerintah juga telah memberikan ultimatum jangan ada pedagang masker memanfaatkan (situasi). Kalau ada terancam hukumn 5 tahun penjara dan dendan Rp 5 miliar,” ujarnya.(tb/and)

Sumber: