Tangkal Virus Corona Perkuat Daya Tahan Tubuh, Pakai Masker dan Sering Cuci Tangan Pakai Sabun
JAKARTA-Dua warga Depok, Jawa Barat dinyatakan positif COVID-19 alias virus Corona. Keduanya dirawat intensif di RS Sulianti Saroso, Jakarta, sejak 1 Maret. Sebanyak 48 orang yang pernah berinteraksi langsung dengan dua pasien tersebut, kini juga dalam pengawasan ketat Kemenkes. Warga diminta tidak panik. Namun, tetap waspada atas penularan virus tersebut. "Kita semua tidak bisa menghindari, Indonesia akhirnya ada yang positif Corona. Tidak ada yang bisa menjamin sebuah negara di dunia yang bebas Corona. Kalau sekarang ada yang positif, saya berharap masyarakat tidak panik. Tenang dan tetap waspada," tegas Ketua Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia (PDEI) Mohammad Adib Khumaidi di Jakarta, Senin (2/3). Menurutnya, Indonesia termasuk negara yang cukup berisiko menjadi tempat penyebaran virus Corona. Sebab, memiliki banyak pintu masuk bagi pendatang dari luar negeri. Karena itu, warga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan virus ini. Antara lain menjaga kesehatan, membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Selain itu, mengonsumsi makanan bergizi. "Sebenarnya pola hidup sehat itu yang harus digalakkan kepada masyarakat. Kalau daya tahan tubuh bagus, maka kita dapat terhindar dari virus apapun, bukan hanya Corona. Saya menyarankan warga mengenakan masker ketika berada dalam kerumunan. Ini penting untuk menghindari kontak dengan orang yang menunjukkan gejala sakit ketika berada di keramaian," paparnya. Menyikapi hal itu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan sudah saatnya pemerintah membentuk pusat krisis atau crisis center. Hal ini dinilai penting untuk meyakinkan publik bahwa Indonesia siaga dalam menangani virus Corona. "Bisa diketuai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan lintas kementerian. Kita harus bersiaga dan serius menangani virus Corona ini," tegas Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/3). Dia mengapresiasi pemerintah yang terbuka dan menginformasikan ada dua warga yang terkena virus Corona. Hal ini juga sebagai mengantisipasi dan meningkatkan kewaspadaan semua pihak. Politisi Partai Gerindra itu mengimbau masyarakat tidak panik. Selain itu, publik jangan percaya kabar bohong alias hoaks di media sosial (medsos). "Yang terpenting waspada apabila di lingkungannya ada yang memiliki gejala-gejala seperti virus Corona. Masyarakat segara mengkoordinasikan kepada pihak yang terkait. Supaya cepat ditanggulangi," ucapnya. Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni. Dia meminta TNI dan Polri melakukan pengamanan secara nyata untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona. Polri, lanjut Sahroni, bisa melakukan patroli siber atas informasi hoaks penyebaran virus Corona. Selain itu, juga dapat melakukan sosialisasi pencegahan, hingga penindakan terhadap mereka yang berupaya melakukan pelanggaran hukum. Seperti penimbunan masker, ataupun penyelundupan. Khususnya dari negara yang telah dinyatakan terdampak. Sementara TNI, selain membantu upaya pemulangan WNI dari negara lain yang terdampak, juga harus gencar melakukan patroli di perbatasan. "Jangan sampai ada imigran, terlebih mereka yang melintasi negara-negara terdampak masuk ke wilayah NKRI," tutur Sahroni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/3). Tak hanya itu. Perlu juga dipertimbangkan penanganan penyakit menular khusus sebagai kewenangan kerja BNPB. Menurutnya, virus Corona telah terbukti menjadi bencana di Cina hingga ke negara lain. "Patut dipertimbangkan adanya kerja tambahan BNPB untuk penanganan penyakit khusus yang ditetapkan pemerintah dapat berkategori memunculkan korban dalam jumlah besar,” paparnya. Pemerintah, lanjutnya, diminta menyiapkan sentralisasi tim medis di wilayah barat dan timur Indonesia. Terlebih, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dua orang warga negara Indonesia positif terjangkit virus corona. "Tindakan preventif harus dilakukan mengantisipasi kemungkinan terburuk atas penyebaran virus mematikan ini," imbuhnya. Karena itu, perlu disiapkan tim dokter khusus beserta tim medis di bawah kendali pemerintah pusat. Mereka yang dipersiapkan untuk terjun ke lapangan ketika kondisi terburuk terjadi. "Tim dokter harus dipusatkan. Sentralisasi tim medis dibagi per wilayah barat dan timur Indonesia untuk mempercepat penanganan terhadap pasien berpotensi terpapar Corona," urainya. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengumumkan temuan kasus infeksi virus Corona pertama di Indonesia pada Senin (2/3). Jokowi menjelaskan virus Corona itu baru didapati menyerang seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya 31 tahun. Keduanya diketahui tinggal di Depok, Jawa Barat. Mereka diduga kuat tertular oleh orang Jepang yang ke Indonesia yang tinggal di Malaysia. (rh/fin)
Sumber: