Nasib Uang Jemaah Belum Ada Kepastian, Travel Umrah di Banten Alami Kerugian
SERANG –Virus corona mengandaskan keinginan jemaah beribadah umrah di Makkah. Jemaah sudah terlanjur membayar puluhan juta rupiah, tapi akhirnya gagal berangkat. Bagaimana nasib uang yang sudah terlanjur dibayar ke perusahaan travel umrah? Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Banten Bazari Syam mengatakan saat ini Kemenag RI tengah menggelar rapat bersama instansi terkait untuk membahas uang jemaah umrah yang terlanjur disetorkan keperusahaan travel. “Sedang ada rapat di Kemenag, untuk membahas dana jemaah menyusul adanya penghentian sementara ini,” kata Bazari. Ia juga mengaku belum bisa menjawab secara rinci terkait upaya apa saja yang akan diambil pemerintah kepada pemerintah Arab Saudi terkait dana para jemaah yang sudah terlanjur disetorkan ke perusaan pemberangkatan. Termasuk biaya-biaya lainnya, mulai dari jasa sewa hotel dan tiket pesat yang sudah terlanjur dibayar. “Karena kan pemerintah Arab juga ada peraturan sendiri. Maka, kita akan lakukan negosiasi terkait sewa-sewa yang sudah disetorkan,” katanya. Saat disinggung mengenai data keseluruhan jemaah umrah yang berasal dari Banten, Bazari menyerahkan kepada kabupaten/Kota yang berurusan langsung dengan pihak Imigrasi soal keberangkatan jemaah. “Kalau secara keseluruhannya dari Banten kita tidak ada, ada di kabupaten/kota,” ujarnya. Pengusaha travel umrah di Banten dipastikan merugi. Penghentian semantara pengiriman calon jemaah umrah ke Arab Saudi efek wabah virus Corona, membuat pengusaha travel umrah merugi ratusan juta rupiah dalam satu hari. Wakil Kepala Cabang Serang PT Arahman Hasan Basri mengatakan, travel umrah di Banten bekerja keras memberikan penjelasan kepada warga yang sudah terlanjur mendaftar umrah. PT Arahman berencana akan memberangkatkan jemaahnya hari ini, Sabtu (29/2). “Ada 20 orang yang dijadwalkan berangkat 29 Februari, keberangkatan tersebut dipastikan akan gagal. Harus kita reschedulle, ada kerugian sekitar 100 jutaan,” kata Hasan saat dihubungi melalui telepon, Jumat (28/2). Ia mengungkapkan kerugian tersebut karena, biaya booking hotel hangus serta visa melebihi masa berlakunya. Hasan mengaku perusahaannya tidak membebankan semua itu kepada customernya. Melainkan dibiayai ditanggung perusahaannya. “Ada kerugian, harus membuat visa lagi. Karena masa aktif visa sampai 15 hari. Biaya reschedulle itu semua ditanggung oleh perusahaan. Kalau jemaah ruginya enggak berangkat, kita yang harus mengganti, Untuk saat ini kita tidak membebani ke jemaah,” ujarnya. Hasan juga mengaku kerugian pada perusahaannya hanya sedikit dibandingkan perusahaan lain yang mencapai miliaran rupiah. Ia juga berharap kepada pemerintah Arab Saudi agar secepatnya membuka kembali izin umrah dari negara Indonesia. Pasalnya visa beserta hotel yang sudah dibayar dimuka dipastikan akan hangus. “Harapan secepatnya membuka kembali izin umrah itu. Untuk maskapai juga mau reschedulle tanpa biaya,,” katanya. PT Bahana Sukses Sejahtera juga mengaku kebingungan. Pihaknya sudah menjadwalkan keberangkatan pada 11 Maret 2020 mendatang. Sedangkan penyetopan sementara yang dilakukan pemerintah Arab Saudi belum bisa diperkirakan kapan dibuka kembali. Direktur Cabang PT Bahana Sukses Sejahtera Serang, Uswatun Hasanah mengaku ada 95 orang yang berencana akan diberangkatkan pada 11 Maret. “Jadwal terdekat pasti melakukan penjadwalan kembali, tiket sudah dibayarkan minimum 3 bulan, visa yang akan hangus, biaya hotel yang akan meningkat, semua biaya yang hilang itu tidak kita bebankan ke jemaah,” kata Uswatun. Ia mengaku sebelumnya sudah memberangkatkan sebanyak 37 jemaah dan saat ini masih melaksanakan ibadah di tanahsuci. “Posisi yang masih 37 masih di sana,” ujarnya. Uswatun juga berharap agar pemerintah segera memastikan jadwal penyetopan keberangkatan maskapai ke Arab Saudi. Pasalnya saat ini beberapa travel masih kebingungan untuk menjadwalkan kembali para jemaah yang gagal berangkat. “Segera dibuka lagi. Kecuali kalau kita dapat kebijakan tanpa nambah biaya, Ramadan kita berangkatkan,” katanya. (tb)
Sumber: