Muncul Badai Ferdinand, Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Maret
JAKARTA -- Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berlangsung hingga satu pekan ke depan. Mulai dari 25 Februari hingga 1 Maret 2020 mendatang. "Sepekan ke depan masih ada potensi hujan dengan intensitas lebat khususnya di wilayah Jabodetabek," ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di kantor BMKG, Jakarta Pusat, Selasa (25/2). Ia menuturkan, potensi hujan sedang hingga lebat terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumarera Barat, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali. Kemudian juga terjadi di Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Ia mengatakan, hujan intensitas tinggi yang terjadi hari ini dan 1 Januari 2020 lalu terjadi bukan semata-mata karena fenomena alam seperti pengulangan kondisi ekstrim dan kenaikan suhu. Sebab, suhu udara di sebagian besar wilayah di Indonesia meningkat. "Tidak murni karena fenomena alam, fenomena ini terjadi selain intensitas yang meningkat dan pengulangan kondisi ekstrim yang meningkat terjadi fenomena kenaikan suhu," kata dia. Selain itu, BMKG memprakirakan kondisi cuaca dengan hujan intensitas tinggi masih terjadi mulai akhir Februari hingga 10 hari pertama Maret. Hujan periode ini diprakirakan mengguyur Jawa Barat bagian timur, Jawa Tengah bagian tengah, Kalimantan Barat bagian utara, Sulawesi bagian tengah, dan Papua bagian tengah. Kemudian hujan intensitas tinggi masih berlanjut pada 10 hari kedua di bulan Maret. Hujan periode ini akan turun di sebagian wilayah Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Manokwari bagian timur, dan Papua bagian tengah. Sementara itu, Dikutip dari www.bmkg.go.id, Selasa (25/2), berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, pola tekanan rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) masih cukup aktif berpengaruh pada pembentukan potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. Keberadaan badai tropis "Ferdinand" yang mulai terdeteksi pada tanggal 24 Februari 2020 di Samudera Hindia selatan NTB, serta sirkulasi angin di wilayah Samudera Hindia Barat Daya Banten, menyebabkan pembentukan pola pertemuan massa udara yang memanjang di Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. Belokan angin juga terpantau terbentuk di sekitar wilayah Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Deputi Bidang Meteorologi pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono R. Prabowo mengatakan, labilitas udara cukup kuat di beberapa wilayah, kondisi ini berkontribusi pada peningkatan konvektifitas skala lokal terutama di Pesisir Barat Sumatera, Aceh, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, sebagian besar Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan, curah hujan dengan intensitas lebat yang terjadi secara kontiniu disertai kilat/petir. “Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” jelas Mulyono. (reo/bis)
Sumber: