Rusak Akibat Banjir, Diberi Dana Stimulan
TIGARAKSA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang masih memverifikasi dan mengumpulkan data kerugian akibat banjir. Mulai dari kerusakan rumah, lahan pertanian, perternakan hingga jembatan. Hingga saat ini data yang telah masuk masih dalam proses verifikasi faktual di lapangan. Kepala BPBD, Bambang Sapto mengatakan, data kerugian bencana yang sudah masuk memang belum lengkap. Yakni, belum adanya rincian nilai kerugian lahan pertanian warga yang diterjang banjir. Kemudian, belum adanya perhitungan nilai jembatan yang rusak akibat banjir. “Rumah yang rusak tidak terlalu banyak. Data lahan pertanian yang terdampak sudah ada di kita namun belum ada nilai kerugian dalam bentuk rupiah,” jelasnya kepada Tangerang Ekspres, Minggu (26/1). Data dari BPBD, kerusakan rumah akibat banjir hanya terdapat di Kecamatan Solear. Yakni, di Desa Cikuya terdapat tiga rumah rusak berat dan tujuh unit rusak ringan. Di Desa Solear hanya dua unit rumah rusak berat. Adapun di Desa Cikasungka terdapat 11 unit rusak berat dan enam unit rusak ringan. Bambang menegaskan, masih terus mendata rumah yang rusak akibat diterjang banjir. Ia menargetkan, pendataan rumah rusak selesai setelah musim banjir. “Kita akan rekap dan diusulkan agar mendapat dana stimulan perbaikan seperti kejadian angin putting beliung di Kecamatan Mauk, kemarin. Terbanyak, rumah yang hanya terendam,” jelasnya. Ia menerangkan, ada dua desa lahan perternakan yang terendam akibat banjir. Yakni di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji dan Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga. Rerata, warga di dua desa berternak ikan Bandeng dan Mujair. “Kita peroleh dari dinas pertanian dan dinas perikanan. Baru data volume belum ada kerugian nilainya berapa. Kalaupun ada ganti rugi itu di dinas yang berkaitan. Bukan di kita,” jelasnya. Tambak maupun empang di Desa Kohod, Kampung Cirumpak terdampak banjir seluas 15 hektare. Sedangkan, di Kampung Beting mengakibatkan 110 hektare tambak dan empang ikan Mujair dan Bandeng mengalami kerugian. Data dilansir dari BPBD, di Desa Tanjung Burung, terdampak 76 hektare lahan tambak Bandeng milik warga. Totalnya, sebanyak 201 hektare tambak ikan Bandeng dan Mujair di dua desa ini. Diperkirakan, setiap hektare produksi sebanyak 300 kuintal. Harga diasumsikan Rp17ribu per kligram serta harga benih Rp250 per ekor. Sehingga, diperkirakan nilai kerugian yang dialami warga sebesar Rp1,02 miliar. Rekap data dari BPBD, menyebutkan, luas lahan pertanian terdampak banjir sebanyak 94,30 hektare. Yakni, di Kecamatan Rajeg mencapai 30 hektare dan di Kecamatan Mauk sebanyak 03 hektare. Sedangkan, di Kecamatan Cisoka 29 hektare dan 35 hektare di Kecamatan Jayanti. “Puso di Kecaman Jayanti mencapai 1,45 hektare. Sedangkan kerusakan jembatan di belakang Assobirin danKecamatan Solear belum mendapat hasil perhitungannya berapa kerugiannya,” ungkap Bambang. Ia memaparkan, pergantian nilai kerugian di lahan pertanaian terdampak banjir berada di dinas pertanian. “Tidak terlalu besar lah nilainya, kemarin diskusi dengan kadisnya, warga hanya perlu menggeser masa tanam saja. Saat banjir kemarin belum masuk musim tanam,” katanya. (mg-10/mas)
Sumber: