Pengungsi Butuh Bilik Asmara

Pengungsi Butuh Bilik Asmara

LEBAK-Sejumlah pengungsi korban bencana banjir bandang dan longsor yang berada di enam kecamatan terdampak bencana di Kabupaten Lebak meminta agar pemerintah menyediakan bilik (kamar) asmara bagi mereka yang sudah berkeluarga. Hal tersebut guna menyalurkan hasrat biologis mereka yang sudah hampir dua pekan tinggal di pengungsian. Arja'i (40), Warga Desa Lebak Gedong, Kecamatan Lebak Gedong yang mengungsi mengatakan, dia menilai bilik asmara sebagai tempat menyalurkan hasrat biologisnya tersebut dinilai sangat dibutuhkan. Karena, dia beserta istri dan anak beserta ratusan pengungsi lainnya akan berada cukup lama di pengungsian ini. "Iya kami sebetulnya malu mengatakan bahwa kami memang sangat membutuhkan tempat pribadi untuk sekedar menyalurkan hasrat seksual dengan istri. Namun setelah ngobrol hampir semua pengungsi menginginkan adanya kamar khusus tersebut," kata Arja'i, kepada Banten Ekspres, Minggu (12/1). Menurutnya, jika bilik asmara tersebut disediakan, nanti akan digunakan secara bergantian setiap malamnya dan tentunya akan dijadwal secara baik oleh petugas. "Kami bisa menggunakannya secara bergantian dan tentunya tidak setiap malam juga masing-masing pasangan memakainya," ujarnya. Marsinah, warga Desa Bungur Mekar, Kecamatan Sajira mengaku yang mengungsi di Gedung PGRI Sajira mengaku, dia menyerahkan sepenuhnya kepada suaminya, jika memang petugas atau pemerintah menyediakan kamar khusus bagi pengungsi tentu akan digunakan dengan baik. "Butuh pak, kasihan suami saya, kalau ada bilik asmara kan dapat menyalurkannya kepada masing-masing istirnya, walau harus antre," tutur Marsinah, sambil ketawa kecil. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lebak, Eka Darmana Putra menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bupati tentang permohonan bilik asmara ini dan mendapat restu. Karena dinilai hal tersebut salah satu kebutuhan biologis para pengungsi. "Kita sudah meminta tenda khusus kepada Kementerian, minimal empat tenda khusus buat bilik asmara, nanti dapat digunakan secara bergantian oleh masing-masing keluarga," papar Eka. Lanjutnya, adapun jumlah pengungsi yang terdata per tanggal 9 Januari 2020 disembilan pos pengungsian sebanyak 1.509 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa sebanyak 5.364 orang. "Iya memang keberadaan mereka di pengungsian akan cukup lama, karena perbaikan infrastruktur umum dan pemukiman mereka yang luluh lantak akan memakan waktu, apalagi dengan kondisi cuaca saat ini yang masih ekstrim" ucap Eka Darmana Putra. (mg-5/and)

Sumber: