Kerugian Banjir Bandang Lebak Rp 16,8 Miliar, Penambangan Liar Pemicunya

Kerugian Banjir Bandang Lebak Rp 16,8 Miliar, Penambangan Liar Pemicunya

LEBAK-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menaksir kerugian akibat banjir bandang mencapai Rp 16,8 miliar. Banjir besar tersebut menerjang Kecamatan Bayah dan Cibeber. Sejumlah fasilitas umum seperti jalan dan jembatan serta ratusan rumah warga hancur. Kasi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Lebak, Feby Rizki Pratama menyatakan, hasil pendataan sementara di lapangan, bencana banjir bandang menerjang 11 desa, dengan 265 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 1.325 orang. Sedangkan rumah yang terdampak banjir bandang sebanyak 261. Dua rumah rusak ringan dan dua rumah rusak berat. Untuk kerusakaan empat rumah tersebut diperkirakan mencapai Rp 250 juta dan dua unit rumah ibadah mencapai Rp Rp 50 juta. "Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Namun bagi warga yang rumahnya rusak berat, mereka mengungsi di rumah saudaranya," kata Feby, kepada Banten Ekspres, Senin (9/12). Menurut Feby, untuk data kerusakan sarana dan prasarana umum jalan di tiga titik dan jembatan tiga unit mencapai Rp 9 miliar. Untuk kerusakan bendungan satu titik dan penanggul tebing sungai di dua titik mencapai Rp 5 miliar. Sedangkan untuk areal pertanian, sawah yang terdampak dan budidaya ikan mas luasannya mencapai 337 hektare. Estimasi kerugian sekitar Rp 2,5 miliar. "Data estimasi kerusakan yang mencapai Rp 16,8 miliar tersebut merupakan hasil hitungan tim BPBD Lebak yang nanti akan kita serahkan ke Dinas PUPR untuk dikaji," terang Feby. Lanjut Feby, data kerusakan akibat banjir bandang di dua kecamatan ini dilihat dan diukur dari tingkat kerusakannya. "Estimasi kerusakan ini sifatnya data sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah, bisa bertambah bisa juga berkurang," ungkap Feby. Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi menambahkan, banjir bandang yang menerjang dua kecamatan ini selain akibat cuaca ekstrim juga akibat aktivitas penambangan luar di hutan lindung yakni di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). "Aktivitas penambangan emas liar di lahan bekas PT Antam juga menjadi salah satu pemicu banjir bandang ini," ucap Kaprawi. (mg-5)

Sumber: