Satu Tahun Pimpin Kota Serang, Mahasiswa Kritisi Syafrudin & Subadri
SERANG-Puluhan mahasiswa di Kota Serang berunjuk rasa mengkritisi satu tahun kepemimpinan pasangan Walikota dan Wakil Walikota Serang, Syafrudin dan Subadri Ushuludin. Aksi itu dilakukan pada waktu dan tempat berbeda. Pertama, puluhan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) Univeristas Banten Jaya (Unbaja) berunjuk rasa dengan melakukan refleksi menyalakan lilin sekaligus tabur bunga di Ciceri, Kota Serang, Rabu (4/12) malam. Mereka menilai kepala daerah yang memiliki tagline "Aje Kendor" itu gagal merealisasikan janji-janjinya, bahkan terlihat makin kendor. Kedua, demo dilakukan oleh puluhan mahasiswa yang berasal dari gabungan dua organisasi yakni SWOT dan HMI MPO di halaman gedung Pusat Pemerintah Kota (Puspemkot) Serang, Kamis (5/12). Dalam aksinya, mahasiswa tersebut menyegel gedung Puspemkot menggunakan rantai dan gembok serta banner bertuliskan "Gedung Ini Kami Segel, Aje Kendor Gagal" pada pintu keluar Puspemkot Serang. Koordinator lapangan (Koorlap) HTML Unbaja, M. Ridho mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Syafrudin-Subadri, Pemkot Serang masih tetap tidak berdaya melawan para pengusaha ayam. Padahal dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang, sama sekali tidak memperbolehkan kandang ayam beroperasi. "Jadi harusnya 2010 kandang ayam dilarang di Kota Serang. Ternyata dapat kompensasi atau disinsentif 5 tahun persiapan sebelum pindah. Tahun 2015, dapat diisentif lagi sampai 2018. Tahun ini harusnya sudah pindah. Eh malah dapat disinsentif lagi," katanya kepada wartawan. Tak hanya itu, Ridho juga menilai kekumuhan di Kota Serang masih belum dapat dihilangkan. Hal itu menunjukkan bahwa Pemkot Serang telah gagal menyelenggarakan permukiman dan perkotaan yang nyaman bagi warganya. "Sampah banyak menumpuk dimana-mana membuat drainase dan sungai yang ada di Kota Serang tersumbat. Adapun kegiatan sosialisasi yang ada, hanya dijadikan seremonial semata," ungkapnya. Menurut dia, refleksi yang dilakukannya menggambarkan kepemimpinan Syafrudin-Subadri saat ini. Lilin pada awalnya menyala terang dan menjulang tinggi. Namun semakin lama, lilin tersebut akan semakin pendek dan padam. "Makanya, kami sengaja membakar puluhan lilin sebagai refleksi bahwa 'Aje Kendor' saat ini malah semakin kendor," katanya. Sementara itu, Koordinator Aksi SWOT dan HMI MPO, Nuriman Jamsani mengatakan dalam aksinya pihaknya menyoroti tiga program Syafrudin-Subadri, seperti mengurai kemacetan, kebersihan dan penataan pedangan kaki lima (PKL). Tiga program tersebut dinilai tidak ada progres sama sekali. "Seperti penataan PKL, 'Aje Kendor' ini bukan melakukan penataan, tapi melakukan penggusuran berkedok relokasi. Karena berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL disebutkan bahwa Pemkot harus menyediakan fasilitas seperti auning, MCK dan lainnya, sementara ini tidak ada," katanya. Selain itu, ia juga menyoroti kasus pungli yang terjadi di Kota Serang. Menurutnya, Syafrudin-Subadri kendor dalam melakukan pembersihan terhadap birokrat-birokrat yang nakal. "Tapi pada kenyataannya Walikota hanya memberikan pernyataan 'lihat dulu sejauh mana keterlibatannya', dna ini tentunya tidak memberikan efek jera," ujarnya. Oleh karena itu, ia meminta kepada Syafrudin dan Subadri meminta maaf kepada masyarakat atas kendornya kinerja yang dilakukan, sekaligus merealisasi program-program yang dicanangkan. "Jangan hanya berbicara, tapi juga harus dilakukan dengan mementingkan kepentingan masyarakat Kota Serang," paparnya. Sementara itu, Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa atas kritikan yang disampaikan kepada Pmekot Serang. Kritikan tersebut akan dijadikan pemicu semangat dalam membangun Kota Serang. "Terima kasih banyak saya ucapkan kepada mahasiswa, ini jadi motivasi agar bisa membangun Kota Serang menjadi lebih baik lagi," katanya. Menurut Subadri, ada yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa dirinya bersama Walikota Serang Syafrudin ingin terus berupaya menjadikan Kota Serang lebih baik, namun hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak program yang dilakukan yang membutuhkan proses yang tidak sebentar. "Ada program unggulan yang Sudah dilaksanakan, seperti relokasi PKL agar Kota Serang terlihat lebih indah, namun memang masih belum rampung, diperlukan koordinasi dengan beberapa OPD lainnya, jadi belum maksimal. Kemudian, penertiban tempat hiburan, jelas sejak saya jadi dewan sudah menolak adanya tempat hiburan yang berujung kemaksiatan. kami tidak pernah mengizinkan," paparnya. (mam/tnt)
Sumber: