Perjuangan 5 Tahun, Persita Naik Kasta Ke Liga 1
Musim 2013-2014, Persita terdegradasi dari kasta tertinggi Liga Indonesia. Hampir 5 tahun, Pendekar Cisadane (julukan Persita) berkutat di kasta kedua sepakbola nasional Liga 2. Jumat (22/11) perjuangan panjang membuahkan hasil. Persita kembali ke kasta tertinggi, Liga1 tahun depan. Ini setelah meraih kemenangan atas Sriwijaya FC lewat adu penalti, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Persita menang dengan skor 3-2 di babak semifinal setelah keduanya bermain imbang tanpa gol selama 120 menit. Dengan kemenangan ini, Egi Melgiansyah dkk promosi menembus final Liga2 yang sekaligus otomatis promosi ke Liga1. Di partai final, Persita akan menghadapi Persik Kediri, yang di semifinal mengalahkan Persiraja 5-4. Pada laga yang disaksikan 420 penonton tersebut Persita tampil monoton di babak pertama. Datang ke Bali setelah menyelesaikan pertandingan di Babak 8 Besar di Palembang, Persita dihantui masalah stamina pemain. Maklum, jeda waktu antara Babak 8 Besar dan semifinal yang sangat pendek. Ditambah lagi waktu perjalanan membuat recovery seluruh pemain pun sangat singkat. Efek besarnya, tim Ungu harus kehilangan dua pemain andalannya di babak pertama karena cedera yakni Chandra Waskito dan Sirvi Arvani. Kelelahan tinggi membuat pemain kerap melakukan kesalahan dasar yang mampu dimanfaatkan skuat asuhan Kas Hartadi. Beruntung barisan pertahanan mampu mereduksi serangan dengan cekatan. Hingga babak pertama skor tetap 0-0. Di babak kedua, serangan Persita lebih variatif dengan masuknya Aditia Gigis dan Asri Akbar yang menggantikan Ade Jantra dan Aldi Al Achya. Beberapa peluang diraih. Namun gagal menjadi gol. Sementara pada menit ke-73, Sriwijaya berhasil melesatkan bola ke gawang Persita. Namun gol tersebut lantas dianulir wasit, karena salah seorang pemain Sriwijaya handball. Sehingga skor tetap 0-0 dan laga harus dilanjutkan di babak tambahan waktu 2x15 menit. Di masa ini Persita beruntung karena Sriwijaya FC bermain dengan 10 pemain setelah Bobby Satria mendapat akumulasi kartu kuning yang diganjar kartu merah. Persita memanfaatkan itu dan hasilnya tiga peluang didapat secara beruntun oleh M. Toha namun tidak ada satu pun yang berbuah gol dan laga dilanjutkan dengan adu penalti. Beruntung Persita punya kiper Annas Fitranto. Dari lima algojo lawan, dua diantaranya berhasil dimentahkan mantan kiper Perserui itu. Sedang satu lainnya melenceng. Sedang 4 pemain Persita yang jadi algojo hanya Asri Akbar yang gagal melesakkan bol ke gawang yang dikawal Galih Sudaryono. Skor akhir laga pun menjadi 3-2. Pelatih Persita Tangerang, Widodo Cahyono Putro (WCP), mengucapkan terima kasih kepada pemain, manajemen, serta suporter karena timnya berhasil malaju ke hingga ke final sesuai target yang dicanangkan sejak awal. Mantan pelatih Bali United ini mengaku tak menyangsikan kemampuan pemainnya dalam membuat gol lewat titik putih. Ia mengungkapkan bahwa anak asuhnya sudah terbiasa latihan menendang bola dari titik putih. Karena itu adalah menu wajib di timnya. "Sudah terbiasa dan sering dilakukan dalam latihan," ujarnya seusai pertandingan. Selain karena terbiasa melakukan latihan tendangan penalti, menurut WCP faktor mental menjadi penentu keberhasilan pemain saat melakukan eksekusi di titik putih. Latihan rutin membuat pemain unggul dalam sisi psikis menghadapi tekanan. Sementara itu, Egi Melgiansyah selaku Kapten Persita mengaku lega karena bisa mengantarkan timnya lolos ke Liga 1. “Alhamdulilah. Sudah enggak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata. Mungkin ini kekecewaan kita tahun kemarin, alhamdulilah tahun ini kita bisa masuk ke Liga 1," jabar Egi. "Dan yang jelas kita berterima kasih pada pelatih yang selama ini membina kita, latihan sampai sekarang akhirnya kita bisa masuk ke Liga 1. Dan para pemain, staff juga yang sudah bekerja keras di pertandingan tadi pun, saya sangat menghargai pengorbanan teman-teman. Dan kemenangan ini yang jelas untuk warga masyarakat Tangerang,” ungkap pemain bernomor punggung 8 ini. Sementara itu, pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi, menilai timnya kurang beruntung dalam adu penalti. "Kami belum beruntung, padahal sudah melatih adu penalti," ujarnya. Setelah gagal meraih tiket final Liga 2, Sriwijaya akan mempersiapkan diri untuk bisa finis di urutan ketiga demi bisa mendapatkan satu tempat tersisa naik level ke Liga 1 musim depan. Perebutan posisi tiga akan digelar sebelum laga final. Sriwijaya akan menghadapi Persiraja. (apw)
Sumber: