Bintang Sains Kecamatan Bayah: Sembilan Finalis Perempuan
SEPULUH finalis Bintang Sains di Kecamatan Bayah telah terpilih. Hebatnya, sembilan finalis merupakan perempuan. Kemudian lima finalis dari SDIT Daar El Qutub. Kompetisi yang memperebutkan Piala Bupati Lebak dan study tour ke luar negeri ini di gelar di gedung PGRI Bayah, Senin (28/10). Pesertanya sebanyak 264 orang dari 36 SD. Bintang Sains yang menguji pengetahuan matematika dan sains ini dihadiri Kepala UPTD Kecamatan Bayah Sutoni Wijaya, Pengawas SD Kecamatan Bayah Imanudin, Ketua K3S Supriana, dan Ketua PGRI Bayah Jarsa. “Alhamdulillah walaupun malamnya enggak sempat belajar, karena memang tak diberi tahu bu guru, tapi bisa masuk 10 besar. Soalnya sudah pernah dipelajari di sekolah. Saya juga bangga satu-satunya laki-laki yang menjadi finalis,” kata Gugun Gunawan, seorang finalis, kemarin. Dia mengatakan, semua soal Bintang Sains sudah dipelajari di sekolah. Namun, tetap saja harus cermat karena ada soal yang menjebak. Beruntung pada tahap penentuan tidak ada salah jawab. “Saya akan lebih giat lagi belajarnya. Untuk menghadapi grand final tingkat Kabupaten Lebak. Apalagi soalnya jauh lebih sulit,” ujarnya. Guru pendamping SDIT Daar El Qutub Asep Herlandi bangga atas prestasi yang diraih lima anak didiknya sehingga bisa masuk finalis. “Tentunya kita akan persiapkan kembali agar dapat tampil maksimal di tingkat kabupaten. Prestasi ini sangat membanggakan. Ini menandakan kegiatan belajar mengajar berhasil dan diharapkan dapat memotivasi siswa lain untuk lebih giat lagi belajar,” ujarnya. Kepala UPT Pendidikan Bayah Sutoni Wijaya puas dengan pelaksanaan Bintang Sains di Kecamatan Bayah. Secara umum ratusan peserta dapat menjawab pertanyaan. “Sebenarnya sudah cukup merata. Tapi, emang kompetisi harus ada pemenang. Secara keseluruhan saya cukup puas. Saya optimistis finalis asal Bayah akan berprestasi di tingkat Kabupaten Lebak,” ujarnya. Ia telah menginstruksikan kepada para kepala sekolah dan guru pendamping untuk kembali mempersiapkan anak didiknya yang akan tampil di grand final. “Tingkat kesulitan soalnya pasti jauh lebih tinggi. Begitu juga persaingannya pasti jauh lebih ketat. Karena itu harus diberikan les khusus,” katanya. (nce/ags)
Sumber: