Ada Potensi Bencana Saat Pergantian Musim

Ada Potensi Bencana Saat Pergantian Musim

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengingatkan masyarakat waspada terhadap potensi bahaya saat pergantian musim dari kemarau ke penghujan. BNPB mencatat sejumlah wilayah mengalami fenomena hidrometeorologi yang berakibat pada bencana alam seperti banjir. Agus Wibowo Kepala Pusat Data, Infromasi dan Humas BNPB mengatakan bahaya yang memang perlu diwaspadai saat perpindahan musim seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung. Fenomena ini terjadi setiap kali memasuki musim penghujan. Bencana tersebut termasuk bencana mematikan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. "Pada akhir bulan Oktober ini, beberapa daerah sudah memasuki penghujan, beberapa daerah mengalami musim pancaroba sedangkan beberapa daerah lain masih dalam kondisi musim kemarau," katanya melalui keterangan resminya, Senin (28/10). Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut 20 persen wilayah Indonesia pada Oktober 2019 sudah memasuki musim penghujan, 47 persen wilayah pada November 2019 mulai musim hujan, dan 23% wilayah akan memasuki musim penghujan pada bulan Desember 2019. BMKG telah mengidentifikasi prakiraan curah hujan selama November 2019. Beberapa wilayah dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dapat terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan sebagian Sumatera Barat dan sebagian wilayah Papua. Adapun untuk wilayah Sebagian Sumatera lainnya, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku terpantau curah hujan dengan kategori rendah hingga menengah selama November nanti. Sebagian wilayah sudah mengalami musim hujan bahkan terjadi bencana banjir dan tanah longsor seperti di Aceh, Kalimantan Tengah, dan Jawa Barat. Sedangkan beberapa wilayah yang mengalami pancaroba terjadi bencana puting beliung di beberapa wilayah, antara lain di Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Pusat Pengendali Operasi BNPB mencatat beberapa kejadian tersebut di Jawa Barat, Aceh dan Kalimantan. Perubahan musim dapat ditandai dengan fenomena angin puting beliung yang bersifat merusak," terangnya. Puting Beliung Sementara itu, prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn meminta masyarakat di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) diimbau untuk mewaspadai ancaman angin puting beliung. Hal itu menyusul akan datangnya masa pancaroba (peralihan) dari kemarau ke penghujan. "(Masa pancaroba) diprakirakan akhir Oktober ini sampai November," kata Ahmad Faa Izyn, Senin (28/10). Pria yang disapa Faiz itu mengatakan, angin puting beliung berpotensi terjadi saat siang hingga sore hari. Selain angin puting beliung, masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai hujan lebat yang disertai petir. Hujan itu berpotensi muncul secara tiba-tiba dalam waktu singkat. Tak hanya potensi cuaca ekstrim berupa angin kencang dan hujan lebat, lanjut Faiz, pada musim pancaroba seperti sekarang udara juga terasa kering. Selain itu, arah angin pun tidak teratur. Faiz menambahkan, dalam kondisi seperti sekarang, masyarakat diimbau untuk menjauhi pohon yang tinggi. Hal itu terutama saat terjadinya hujan lebat, petir dan angin kencang. "Masyarakat juga harus senantiasa memperhatikan kebersihan lingkungan masing-masing," kata Faiz.(bis/rep)

Sumber: