300 Batang Bambu untuk Pagar Jalan Kampung

300 Batang Bambu untuk Pagar Jalan Kampung

PETIR – Pagar bambu berbalut cat putih dan biru menjadi hiasan jalan lingkungan sepanjang 1.000 meter di RT 05 RW 002, Kampung Rancakamurang, Desa Mekarbaru, Kecamatan Petir. Pembuatan pagar itu dilakukan secara swadaya. Warga menghabiskan 300 lebih batang bambu. Untuk merampungkan pemagaran jalan tersebut, warga membutuhkan waktu sekira dua pekan. Selama proses pemagaran jalan lingkungan, pemuda dan warga Rancakamurang bergotong royong. Setiap hari, siang, dan malam mereka mengambil bambu dari kebun warga. Kemudian memotong, membelah, dan merangkainya jadi pagar. Lalu, mengecatnya. Pagar bambu itu tak hanya menghiasai jalan lingkungan di RT 05 RW 002, Kampung Kamurang. Akan tetapi, juga membuat jalan di perkampungan itu lebih rapi dibandingkan kondisi sebelumnya. Sekretaris Desa Mekarbaru Dede Safaat mengaku, pemagaran jalan lingkungan dilakukan warga sejak Rancakamurang dikunjungi oleh tim dokumentasi Radar Banten, dua pekan sebelumnya. Bersama warga, pengurus RT dan RW di kampung itu bergotong royong menata kampung mereka. Warga, terutama para pemuda, sangat antusias. “Alhamdulillah, sesuai rencana awal, pemagaran di sepanjang pinggir jalan kampung telah dilakukan. Kita menghabiskan 300 batang lebih bambu. Itu (bambu-red) milik warga,” jelasnya kepada Radar Banten, Kamis (24/10). Dede menjelaskan, penataan lingkungan Rancakamurang baru mencapai 75 persen. Pekerjaan yang masih menjadi tanggung jawab warga bersama pengurus lingkungan adalah penataan poskamling, tempat sampah, dan tanaman. “Tinggal 25 persenan lagi. Kan yang berat di pemagaran. Tempat sampah, nanti, per tiga rumah. Kemudian, penataan pos ronda,” jelas Dede. “Saya juga kaget, tadinya disediakan waktu hari Sabtu-Minggu. Tapi, setelah berjalan, warga khususnya pemuda, minta setiap hari mulai dari bakda zuhur hingga malam hari,” imbuhnya. Antusiasme warga Rancakamurang tak terbendung. Hampir tiap rumah menyediakan konsumsi seperti kopi, es, hingga makanan ringan dan berat khas kampung untuk melayani warga yang kerja bakti. Dede pun berharap, suasana kekeluargaan dan gotong royong di Rancakamurang menjadi contoh kampung-kampung lain di Desa Mekarbaru. “Masyarakat tak lagi peduli soal menang dan kalah di dalam lomba. Yang penting kampungnya bersih dan rapi,” tukasnya. Ketua RW 002, Kampung Rancakamurang, Asip mengatakan, proses pemagaran dan pengecatan akan dirampungkan dalam waktu dekat. Penataan bak sampah dan poskamling akan dilakukan setelah proses pemagaran selesai. “Pemuda dan warga antusias. Siang dan malam gotong royong. Pemagaran dan gapura selesai, baru bak sampah dan pos ronda kami tata. Biar mudah saja nanti menatanya,” ujar Asip. (fdr/don/ira)

Sumber: