Bintang Sains Kecamatan Gunung Kencana: Dua Finalis Anak Buruh Tani
LEBAK – Bintang Sains 2019 Kabupaten Lebak semakin menarik. Kemarin, (21/10) pagi, lomba pengetahuan matematika dan sains itu diikuti peserta dari Kecamatan Gunungkencana di gedung PGRI Gunungkencana. Lomba berlangsung kompetitif. Hasilnya cukup mengharukan, karena dua dari sepuluh finalis yang terpilih mewakili Kecamatan Gunungsari ternyata hanya anak dari seorang buruh tani. Yakni, Siti Marsela dari SDN 2 Gunungkendeng dan Siti Sopiah dari SDN 1 Ciginggang. Lomba yang diikuti 184 siswa dari 30 Sekolah dasar (SD) se-Kecamatan Gunungkencana itu berlangsung kompetitif. Turut menyaksikan Kepala UPTD Pendidikan Gunungkencana Wahyudin, Pengawas Dindikbud Lebak Meni Maemunah, dan Kasubag UPTD Pendidikan Gunungkencana Ali Rachmat. Mata pelajaran matematika menjadi soal paling menakutkan bagi peserta dari Kecamatan Gunungkencana. Buktinya, banyak peserta berguguran pada saat soal menghitung angka itu dibacakan, sampai akhirnya terpilih sepuluh finalis yang akan mewakili Kecamatan Gunungkencana ke final. Kepala UPTD Pendidikan Gunungkencana Wahyudin menyambut antusias event yang digagas Radar Banten bekerja sama dengan Pemkab Lebak tersebut. Menurutnya, lomba dapat mengukur kemampuan siswa dan guru pada mata pelajatan matematika dan sains. “Siswa sangat antusias mengikuit lomba. Pemenangnya merata. Ini menandakan kualitas pendidikan di Gunungkencana merata,” pujinya. Ia pun mengimbau para kepala sekolah mempersiapkan siswa didiknya yang menjadi finalis untuk bersaing kembali pada final di tingkat kabupaten. “Harus giat lagi belajar biar di final maksimal. Saya optimistis, ada siswa dari Gunungkencana yang berprestasi,” ucapnya. “Bintang Sains harus benar benar dimanfaatkan siswa untuk berprestasi,” imbuhnya. Salah satu finalis dari SDN 2 Gunungkencana Hana Nafisatun mengaku tidak menyangka bisa menjadi bagian dari finalis mewakili Kecamatan Gunungkencana. Hana yang diketahui sebagai anak buruh tani itu, berjanji akan lebih giat belajar menghadapi babak final. “Soalnya tak terlalu sulit. Tapi, memang ada soal yang menjebak. Kalau enggak teliti bisa salah,” tukasnya. Suryabakti, guru pendamping Hana Nafisatun mengaku bangga terhadap anak didiknya yang lolos menjadi finalis. Ia berjanji, akan mempersiapkan siswa didiknya untuk menghadapi final. “Kami akan berikan bimbingan khusus biar pas babak final pengetahuan anak asuh saya terus bertambah,” ujarnya. (nce/zai/ags)
Sumber: