Kekompakan Warga Balekencana Jadi Percontohan
MANCAK – Kekompakan warga di Desa Balekencana, Kecamatan Mancak, menjadi salah satu percontohan. Di desa itu, tiap warga rutin iuran untuk menyukseskan Program Desa Siaga. Kelebihan itu membuat Pemerintah Desa Balekencana optimistis, RW 002, Kampung Baru, yang ditunjuk mengikuti Lomba Kampung Bersih dan Aman mampu menjadi bagian dari deretan kampung terbaik di Kabupaten Serang dalam kategori aman dan bersih. Kampung Baru punya modal dalam mengikuti perlombaan yang digagas Radar Banten, Pemkab Serang, dan Polda Banten ini. Dengan kekompakan warganya, termasuk warga kampung lain di Balekencana, mampu menjadikan desa dengan sekira 500 kepala keluarga (KK), terdiri dari 1.700 warga itu masuk peringkat Desa Siaga Madya. Tiap warga di desa itu rutin membayar iuran Rp4.000. Iuran itu otomatis digunakan jika ada warganya yang mengalami musibah. Sekretaris Desa Balekencana Nunung Nurjanah mengatakan, pemilihan RW 002, Kampung Baru, untuk mengikuti lomba juga karena akses jalannya yang mudah. “Insya Allah, warganya kompak. Biasanya, (warga Kampung Baru-red) musyawarah sebelum memutuskan langkah-langkah bersama,” ujarnya kepada Radar Banten, Kamis (26/9). Perempuan yang akrab disapa Nunung itu menjelaskan, lingkungan Kampung Baru yang bentuknya memanjang lebih mudah dijaga kebersihannya. Warganya juga lebih gampang menata kampungnya. “Gotong royong berjalan, tergantung kebutuhan. Sosial kemasyarakatan. Alhamdulillah masih berjalan,” ujar Nunung. “Seminggu sekali, tiap hari Jumat, di masing-masing RT mengadakan gotong royong (kegiatan sosial kemasyarakatan-red),” sambungnya. Ia mengaku, sudah menyosialisasikan perlombaan dengan total hadiah Rp900 juta itu kepada warga Kampung Baru sejak awal sosialisasi dari Pemkab Serang, akhir Juli lalu. “(Lomba Kampung Bersih dan Aman-red) sudah disosialisasikan ke warga. Cuma, belum ditanya mengenai penataan lingkungannya mau seperti apa. Kalau sudah ditata, pasti bisa bersaing dengan kampung lainnya,” tukasnya. Sementara itu, Ketua RW 002, Kampung Baru, Salia mengatakan, sampai saat ini, pengelolaan sampah lingkungannya masih mengandalkan kebiasaan lama. Sampah dikumpulkan lalu dibakar. Salah satu alasannya, sampah rumah tangga jenis nonorganik di kampungnya lebih sedikit volumenya dibandingkan sampah organik yang berasal dari pepohonan. “Sampah, sebagian besar dibakar dan dibuang di kebun-kebun warga,” terangnya. Secara umum, Salia mengungkapkan, kondisi keamanan lingkungannya termasuk kondusif. Sejak menjabat ketua RW 002, ia menyebutkan, belum pernah ada tindak kriminalitas. Kondisi itu ternyata berdampak pada penurunan jumlah warga Kampung Baru yang melaksanakan kegiatan siskamling. “Pos ronda, pengisiannya belum terjadwal karena kondisinya aman. Tapi, tiap malam ada saja pemuda yang bergadang sampai subuh,” tandasnya. (fdr/don/ira)
Sumber: