PSG vs Real Madrid (3-0), Keluar dari Habitat
LIGA Champions adalah habitat Real Madrid. Status raja Eropa dengan 13 trofi Si Telinga Lebar jadi barometer utama. Tetapi, hegemoni Los Merengues di ajang terbaik antarklub Eropa itu sudah berlalu sejak musim lalu. Dan, tampaknya belum ada tanda-tanda akan membaik musim ini. Kekalahan tiga gol tanpa balas dari PSG pada matchday pembuka kemarin dini hari jadi yang bukti bahwa memang ada masalah dengan Real. Bagaimana tidak. Tim polesan Zinedine Zidane itu kalah segalanya. Mulai dari ball possession dengan 52 persen jadi milik PSG. Hingga Real yang gagal mencatatkan shots on target pada pertandingan yang dihelat di Parc des Princes itu. Itu kali pertama terjadi bagi Real sejak 2003-2004. Atau 578 pertandingan terakhir di semua ajang. Satu-satunya statistik Real yang lebih baik dari tuan rumah hanya shots off target mereka dengan 8 berbanding 2 milik PSG. Ini jadi kekalahan pertama Real pada matchday pembuka sejak musim 2005-2006. Apesnya, lawan Real kala itu juga diderita dari wakil Prancis dengan skor serupa. Yakni, Olympique Lyon di Stade de Gerland. "Mereka lebih baik daripada kami di semua aspek. Semuanya jadi lebih sulit jika Anda tidak memulai laga dengan baik," ucap Zidane seperti dilansir Marca merujuk dua gol Angel Di Maria yang membawa PSG unggul 2-0 sebelum turun minum. Ada beberapa faktor yang membuat Real bisa dihajar habis-habisan oleh Les Parisiens. Yang pertama tentu saja absennya kapten Sergio Ramos. Bek timnas Spanyol itu masih menjalani skorsing larangan bermain dari UEFA terkait insiden saat Real melawan Ajax Amsterdam pada perempat final musim lalu. Eder Militao yang jadi pengganti Ramos terlihat belum siap dengan laga sarat tekanan seperti Liga Champions. Apalagi, bek asal Brasil itu juga baru sekali dimainkan Zidane sebelum laga kemarin. Yakni, melawan Levante pada jornada keempat La Liga (14/9). Itu pun baru masuk pada menit ke-60 menggantikan Ramos. Ternyata, absennya Ramos juga berimbas kepada penampilan Raphael Varane. Pada laga kemarin, bek asal Prancis itu bahkan tidak mencatatkan tekel dan intersep. Padahal, PSG kemarin tampil tanpa trio MCN (Kylian Mbappe-Edinson Cavani-Neymar Jr). Mbappe dan Cavani belum fit 100 persen sedangkan Neymar menjalani skorsing. Tetapi, Mbappe dan Neymar tidak melewatkan pesta kemenangan PSG dan terlihat gembira di tribun VIP. "Tim ini (Real, Red) menua. Mereka sedang tidak dalam perjalanan menuju kesuksesan dan tidak memiliki banyak kejutan," sentil pundit BT Sport Rio Ferdinand. Lebih jauh, hasil kemarin membuat lima kekalahan terakhir Real di Liga Champions diderita ketika Ramos absen. Itu dimulai dua musim lalu saat Real kalah 1-3 dari Juve pada leg kedua perempat final. Real tetap lolos ke semifinal karena unggul agregat 4-3. Catatan apes tanpa Ramos semakin kentara musim lalu. Tiga kekalahan diderita masing-masing sekali atas Ajax pada leg kedua 16 besar, dan dua kekalahan melawan CSKA Moscow pada fase grup jadi bukti kehadiran bek 33 tahun itu sangat krusial. Faktor lainnya yang membuat pertahanan Real porak poranda kemarin adalah Thibaut Courtois. Eks kiper Chelsea dan Atletico Madrid itu gagal mencatatkan clean sheet sejak Februari. Total, gawangnya sudah kebobolan 81 gol dari 57 pertandingan bersama Real sejak bergabung musim lalu. Kian menyakitkan bagi Real karena kiper PSG Keylor Navas yang baru saja out justru langsung clean sheet dalam dua laga terakhir bersama Les Parisiens. Puzzle terakhir dari penampilan buruk Real adalah tidak adanya Luka Modric. James Rodriguez yang jadi pengganti peraih Ballon d'Or 2018 itu hanya berhasil melepaskan 37 operan akurat. Sebaliknya, taktik entraineur PSG Thomas Tuchel yang menempatkan Marquinhos sebagai gelandang bertahan terbukti jitu meredam alur serangan Real. Eks penggawa AS Roma itu sukses mencatatkan 53 operan sukses dari 59 percobaan dan masing-masing satu tekel dan intersep sukses. "Mungkin absennya Mbappe, Cavani, dan Neymar justru membantu mengurangi tekanan kepada tim karena kami tanpa mereka bukan favorit," kata Tuchel kepada DAZN. (jpg/apw)
Sumber: