Konsumsi Ikan Masih Rendah

Konsumsi Ikan Masih Rendah

SERANG – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang mencatat tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Serang baru mencapai 26 kilogram per kapita per tahun. Hal tersebut menunjukkan tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Serang masih rendah jika dibandingkan dengan target nasional yang mencapai 54,46 kilogram per kapita per tahun. Kepala DKPP Kabupaten Serang Suhardjo mengatakan rendahnya tingkat konsumsi ikan dan hewan laut menjadi persoalan yang harus ditangani oleh Pemkab Serang. Terlebih banyak kandungan yang baik dalam ikan dan hewan laut untuk kesehatan masyarakat di Kabupaten Serang. “Ini masih jauh untuk mengejar target nasional yang mencapai 54,46 kilogram per kapita, dan tentunya ini perlu ada upaya untuk peningkatan,” katanya kepada Banten Ekspres saat ditemui di kantornya, Kamis (29/8). Ia menjelaskan masih rendahnya tingkat konsumsi ikan pada masyarakat terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya karena masih minimnya pengetahuan tentang banyaknya manfaat ikan. “Masyarakat masih berpedoman terhadap kepercayaan-kepercayaan lama yang katanya jika menkonsumsi ikan mengakibatkan cacingan dan tidak pintar padahal itu salah,” ujarnya. Selain itu, juga karena produksi ikan di Kabupaten Serang masih kecil yaitu sekitar 81.000 ton per tahun. Jumlah tersebut belum bisa mengimbangi penduduk sebanyak 1,5 juta orang. “Sementara rata-rata per orang itu harusnya mendapatkan 25 kilogram. Makanya saat ini sebagian ikan didapat dari luar daerah seperti Jawa Tengah dan lainnya,” ujarnya. Ia mengatakan pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan jumlah konsumsi ikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Upaya tersebut salah satunya dengan program gemar makan ikan yang terus dilaksanakan tiap tahun. “Gemar makan ikan tujuannya untuk mengajak masyarakat agar lebih banyak mengkonsumi ikan, karena ikan mengandung asam lemak tak jenuh. Kalau di daging sapi atau lainnya, ada kolestrol, kalau ikan, aman,” tuturnya. Ia pun mendorong masyarakat untuk melakukan budidaya ikan air tawar di pekarangan rumahnya. Dengan demikian masyarakat dapat menkonsumsi ikan pribadinya yang tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi masyarakat. “Diharapkan ada peningkatan minimal naik menjadi 27 kilogram. Kita terus gali dan juga mengingatkan masyarakat secara terus menerus tentang kandungan dalam ikan,” katanya. Saat ini, kata dia, sudah ada perusahaan yang membudidaya ikan lele di Kecamatan Cikeusal dengan sistem bioflok atau sistem menggunakan bakteri aman. Ia berharap banyak masyarakat yang mencontoh sehingga bersemangat dalam membudidaya ikan. “Dalam sistem itu, nanti kotorannya juga bisa dikonsumsi ikan itu, jadi airnya tetap bersih. Saya harap masyarakat nanti bisa mencontohnya,” paparnya. Wakil Ketua DPRD kabupaten Serang, Gembong R. Sumedi mengatakan dalam menangani masalah masih rendahnya konsumsi ikan di Kabupaten Serang, Pemkab Serang harus membuat terobosan yang komprehensif agar meningkatkan konsumsi ikan masyarakat. Baik dari sisi produksi ikannya dengan meningkatkan fasilitas alat penangkap nelayan maupun memastikan biota laut tidak terganggu. “Selain itu juga memastikan suplai BBM bagi nelayan aman sampai dengan budaya makan ikan yang harus secara masif disosialisasikan ke masyarakat. Jangan cuma seremonial saja, tidak mudah memang mengubah kebiasaan atau kepercayaan yang sudah turun menurun,” katanya. (mam/tnt)

Sumber: