Pembuktian Ganda Campuran

Pembuktian Ganda Campuran

JAKARTA – Ditempatkan sebagai unggulan keenam dan ketujuh pada ajang BCA Indonesia Open Super series (BIOSSP) 2017 membuat Tontowi Ahmad/Lliliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto tertantang. Kedua pasangan ganda campuran ini ingin memenuhi harapan dengan merebut gelar juara di turnamen kali ini. Turnamen yang dilangsungkan di Plenary Hall Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, 12-18 Juni yang menjadi sasaran pebulutangkis top dunia itu akan menjadi pembuktian buat pasangan ganda campuran top tanah air itu. Apalagi pada turnamen kali ini keduanya tak ditargetkan menggondol gelar juara. Mereka ingin membuktikan ganda campuran masih bisa jadi andalan Indonesia meraih gelar juara. Apalagi laga digelar dihadapan pendukung sendiri. Selain dua ganda tersebut, para pelapis seperti Alexander/Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faisal/Shela Devi, Alfian Eko/Annisa Saufika ataupun Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja diharapkan bisa bersama-sama bersaing untuk gelar juara. Pasangan ganda campuran yang ada tersebut diharapkan bisa menuntaskan paceklik gelar yang dirasakan ganda campuran tanah air. Sepanjang empat turnamen Super series yang sudah berlangsung sepanjang 2017, pasangan Tiongkok mendominasi raihan gelar. "Ini menjadi tantangan buat kami,” kata Richard Mainaky, pelatih ganda campuran Indonesia. Richard pun menerapkan strategi memarkir sosok Butet-sapaan Liliyana Natsir-di Sudirman Cup lalu untuk penyembuhan cedera lutut agar tampil bugar di BIOSSP. Kondisi Butet yang sempat mengalami masalah lutut kanan menjadi perhatian tim pelatih. Terlebih, bersama Owi-sapaan Tontowi Ahmad-dia belum pernah sekalipun mendulang gelar di turnamen terbaik BWF tersebut. Butet menjelaskan bahwa dirinya juga mengincar gelar tahun ini. Kondisinya sudah cukup siap dalam menghadapi turnamen yang berhadiah total USD 1juta (sekitar Rp.13,3 Miliar) tersebut. ”Pengennya bisa menang lagi di Indonesia Open,” lanjut Butet. Sebagai catatan sudah tiga tahun terakhir Indonesia hanya menjadi penonton di rumah sendiri. Paceklik gelar dalam tiga tahun terakhir itu hendak dipecahkan tahun ini. Selain ganda campuran, empat nomor yang lain juga berjuang untuk mendulang gelar. Kesempatan besar bakal datang dari ganda putra via Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Sedang buat PP PBSI ajang BIOSSP kali ini akan dijadikan ajang untuk memilih para pemain yang akan diberangkatkan ke SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, 19-30 Agustus. "Kami masih ingin melihat lebih dulu performa para pemain di Indonesia Open, sebelum menentukan siapa saja pemain yang masuk tim inti SEA Games. Kami pun memang belum memasukan entry by name," kata  Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto, kepada wartawan. Sejauh ini, lanjut Budiharto, yang sudah bisa dipastikan akan difokuskan untuk seleksi tim SEAG adalah sektor tunggal putri dan ganda putri. Sedangkan di sektor lainnya lebih diarahkan ke Kejuaraan Dunia di Glasgow, Skotlandia, pada 21-27 Agustus akan datang. "Kami harus memperbaiki strategi pengiriman pemain, dengan menentukan prioritas siapa saja pemain yang akan ditargetkan untuk ajang Kejuaraan Dunia dan siapa pula ke SEA Games," tambahnya. SEAG dua tahun lalu di Singapura, Indonesia memenangkan tiga medali emas dari noor beregu campuran, ganda putra dan ganda campuran. Tentu saja pencapaian itu harus dipertahankan, meskipu pemerintah tidak memiliki target khusus soal berapa jumlah medali yang harus didapat. Pada SEA Games nanti, menurut Budiharto, PBSI membidik medali emas dari nomor ganda putri, ganda putra, dan ganda campuran. Tetapi, bukan berarti pemain di sektor lainnya tidak dipersiapan untuk meraih medali emas. (jpnn/apw/wid)

Sumber: