Ubah Kaleng Bekas Cat Jadi Kursi

Ubah Kaleng Bekas Cat Jadi Kursi

MAUK – Deri Rahmat, warga Kampung Alegro RT 01/01, Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, berinovasi mengubah kaleng bekas menjadi kursi. Saai ini, produk kerajinan tangannya itu sudah terjual hingga Provinsi Jambi. Awalnya, anak keempat dari tujuh bersaudara ini melihat puluhan kaleng bekas cat tertumpuk pada area bengkel pengecatan mobil milik temannya di Kota Tangerang. Pada saat itu, Deri mulai berfikir untuk memanfaatkan kaleng bekas cat menjadi bahan utama pembuatan kursi. Di tambah lagi, pria berusia tiga puluh tahun ini juga memiliki keahlian dalam bidang pengecatan mobil. Dengan keahliannya itu, dia mencoba mengubah kaleng bekas cat menjadi kursi dengan berbagai macam gambar, seperti gambar tokoh kartun, logo klub sepak bola dan lain-lain. Singkat cerita, akhirnya produk kerajinan tangan pria yang akrab disapa Deri ini diminati sejumlah konsumen dari berbagai daerah, diantaranya Tangerang, Serang, Cianjur, Garut dan Jambi. “Alhamdulillah, produk kami sudah sampai ke Jambi,” kata Deri, kepada Tangerang Ekspres, Rabu (28/8). Dikatakan Deri, awal dia mengalami kesulitan dalam proses pembuatan kaleng bekas cat menjadi kursi maupun meja. Sebab, tumpukan kaleng cat saling merekat antara satu dengan yang lain. Sehingga, dia kesulitan melepaskan tumpukan kaleng cat bekas itu. “Dan pada akhirnya, kami mempunyai cara untuk melepaskan kaleng cat bekas yang merekat antara satu dengan yang lain. Selain itu, kami juga mempunyai cara mudah untuk proses pengupasan cat yang menempel di dalam kaleng cat,” ucapnya. Berikutnya, kata Deri, proses produksi yang paling memerlukan waktu adalah proses pengerokan gambar asli kaleng bekas cat. “Pekerjaan itu pekerjaan mudah, tapi memakan waktu dan melelahkan,” ungkapnya, sambil tertawa. Deri memaparkan, setelah kaleng bekas cat bersih. Kemudian, kaleng cat itu disemprot cat dasar. Lalu, kaleng cat itu disemprot cat warna sesuai selera pemesan. Selanjutnya, kaleng cat itu digambar sesuai dengan selera pemesan. Terakhir, kaleng cat itu dipernis agar warna bertahan lama. “Tidak lupa juga, ada proses produksi bikin tutup kaleng menjadi dudukan kursi. Prosesnya seperti bikin kursi biasa pakai busa. Nah inilah keunggulan produk kami, tatakan kursinya masih menggunakan tutup kalengnya, sehingga kursi kuat di duduki dengan orang berbeban berat,” jelasnya. Ditanya wartawan berapa harga jual kursi hasil produksinya, Deri menarif dua kursi dan satu meja dengan harga Rp700 ribu. Sedangkan, empat kursi dan satu meja ditarif dengan harga Rp1 juta. “Harga itu masih bisa ditawar kok, tergantung tingkat kesulitan gambarnya juga,” pungkas Deri. (zky/mas)

Sumber: