Target Hendra/Ahsan, Stabil Hingga Tokyo
MENDAPAT guyuran binus usai meraih gelar juara dunia untuk ketiga kalinya, Minggu (25/8) di Basel, Swiss tidak membuat Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan Jemawa. Mereka berharap bisa stabil sampai Olimpiade 2020 di Tokyo. Hendra/Ahsan meraih gelarnya yang kedua di tahun ini. Mereka menjadi juara dunia setelah menekuk pasangan Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang), dengan skor 25-23, 9-21, dan 21-15 pada final Kejuaraan Dunia Bulutangkis akhir pekan kemarin. Atas gelar tersebut, Hendra/Ahsan diberi penghargaan dari pemerintah melalui Kemepora dengan nominal Rp 240 juta per pemain. Adapun peraih perunggu, Greysia Polli/Apriyani Rahayu dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto masing-masing mendapatkan Rp 48 juta. Hasil ini adalah hasil gelar juara kelas utama setelah sebelumnya, mereka juara di All England Maret lalu. Gelar di Kejuaraan Dunia sekaligus menandai final ketujuh bagi Hendra/Ahsan di tahun ini. Penampilan stabil mereka di tahun ini membuat Hendra/Ahsan telah berada di zona paling aman untuk tampil di Olimpiade. Saat ini keduanya ada di posisi pertama Kualifikasi Olimpiade versi BWF dengan nilai 53.007. Nilai ini unggul jauh atas Kevin/Marcus yang ada di peringkat keempat dengan nilai 40.343. Bahkan bukan tak mungkin bisa membuat mereka menyalip posisi Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dalam rangking BWF. Saat ini Kevin/Marcus berada di peringkat pertama dengan 102.153 poin. Sedangkan Hendra/Ahsan berada di peringkat dua dengan 89.937 poin. "Sebenarnya (hasil tujuh kali final) ini diluar ekspektasi ya, tapi maunya (stabil) di ranking dua saja dulu," kata Hendra di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Selasa (27/8). Mereka menyadari persaingan ke depannya tak akan mudah mengingat perhitungan poin menuju Olimpiade Tokyo sudah dimulai. Selain itu, usia yang sudah tak lagi muda membuat mereka harus pintar-pintar menjaga stamina. Hendra saat ini berusia 35 tahun, sedangkan Ahsan 32 tahun. "Makanya targetnya lolos (Olimpiade) dulu. Ya, step by step lah. Ini juga berhubung menuju Tokyo jadi harus lebih banyak ikut turnamen. Nanti lihat bagaimana hasilnya, setelah dapat baru diatur (keikutsertaan turnamennya)," sambungnya. "Tidak dipungkiri stamina tidak seperti dulu lagi ya. Jadi harus terus berusaha. Walau ganda putra sudah nyaman tapi kami harus ekstra kerja keras lagi," timpal Ahsan. Sementara itu Menpora Imam Nahrowi menyatakan bangga tas prestasi yang diraih atlet bulutangkis Indonesia. "Bangsa Indonesia sedang bergembira karena putra putrinya bisa meraih medali emas yang luar biasa di Kejuaraan Dunia. Terima kasih bulutangkis yang tak henti-hentinya memberikan kado terbaik buat ibu pertiwi," kata Imam dalam sambutannya di lobi utama Kemenpora, Rabu (28/8). "Pencapaian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bersama untuk seluruh tim bulutangkis Indonesia agar ke depannya dapat tampil lebih baik lagi. Apapun hasil yang diraih, Indonesia bangga atas perjuangan para patriot olahraga ini. Semoga di Olimpiade, Indonesia melalui bulutangkis bisa mempersembahkan medali emas lagi," Imam mengharapkan. Pada kesembpatan yang sama Imam juga menyerahkan bonus buat pelatih. Henry Iman Pierngadi, Aryono Miranat, dan Eng Hian juga diganjar bonus sebesar Rp 24 juta. "Jangan lihat nominal tapi kesungguhan pemerintah. Dari penghargaan yang kami berikan sekitar Rp 3,540 miliar untuk bulutangkis dan para bulutangkis," ujar Imam. "Jadi seminggu ini bisa diterima atlet dan ofisial," katanya. (apw/okz)
Sumber: