Review MotoGP Austria, Marquez Dijebak Dovi
LOMBA menyegarkan tersaji pada MotoGP Austria di Sirkuit Red Bull Ring, Minggu (11/8) malam WIB. Bagaimana tidak? Gelar juara Andrea Dovizioso tersaji dengan selisih waktu yang sangat tipis dengan pebalap Repsol Honda Marc Marquez. Marquez yang dipaksa dipaksa gigit menangkap sinyal dirinya dijebak oleh Dovi, sapaan Dovizioso saat lomba. Jebakan ini dilakukan pebalap Italia tersebut saat melaju di trek lurus dimana Dovi melakukan aksi yang membuat Marquez was-was terjatuh. Marquez dan Dovizioso terlibat duel sengit terutama memasuki putaran-putaran terakhir, kedua pebalap saling salip sebelum akhirnya Dovizioso memenangi balapan usai melewati rivalnya itu di tikungan terakhir. The Baby Alien merasa bahwa Dovizioso mempermainkan daa, terutama saat di lintasan lurus. Menurut Marquez, hal itu untuk mengacaukan ritme kecepatan motornya. "Dalam enam atau tujuh lap terakhir ia seperti bermain-main dengan saya. Ia mengendurkan gas di trek lurus beberapa kali dan dia memiliki daya cengkeram yang lebih baik saat keluar tikungan," Marquez itu mengatakan dikutip Crash. "Saya lebih unggul dalam pengereman, tetapi dalam pengereman Anda mengambil risiko yang besar," lanjut juara dunia MotoGP lima kali itu. "Saya bilang oke kita akan mencoba tetapi hanya sampai batas saja. Saya tidak akan melakukan sesuatu yang gila, jadi untuk alasan itu saya memulai putaran terakhir di depan dan mencoba bertahan karena saya tidak dapat menyerang," kata Marquez. Dovizioso pun mengakui bahwa hal itu memang jadi strateginya untuk menghambat Marquez. Pebalap Ducati itu melakukannya dua kali untuk merusak ritme pengereman yang jadi kekuatan Marquez. "Saya tidak bermain dengan kecepatan, karena jika saya memiliki kesempatan untuk menyelesaikan balapan sendirian, saya akan menyelesaikan sendirian," jelas Dovizioso. "Saya bermain di trek lurus dua kali karena jika Anda menyalip seorang pebalap lalu berada di depan, maka lawan yang di belakang, terutama Marc, akan bisa melakukan pengereman telat dan bisa masuk ke dalam dan mengontrol pengereman," ungkapnya. "Kalau saya menyalip seorang pebalap dan tetap di sana (langsung di depan) saya bisa mengontrol pengereman, dan ini yang terjadi dua kali. Saya memiliki daya cengkeram yang lebih baik di sisi kanan dan itulah mengapa saya bisa lebih kencang karena di awal balapan, saya tidak punya keuntungan itu," jelas Dovizioso. Hasil ini tak menggoyahkan Marquez di posisi pertama klasemen sementara MotoGP dengan 230 poin. Unggul 58 poin dari Dovizioso di posisi kedua yang mengumpulkan 172 poin. Meski saat ini Dovizioso tertinggal 58 poin, pebalap Italia itu belum menyerah mengejar gelar juara dunia MotoGP 2019. Meski demikian, rider Ducati itu menyadari tugas berat yang harus dihadapinya. Dovizioso menyebut persaingan perebutan gelar juara dunia masih terbuka, namun ia tetap realistis. Sebab Marquez selalu tampil oke di setiap balapan. "Masih terbuka karena ada banyak balapan. Balapan ini di satu sisi tidak mengubah masa depan karena Marc menunjukkan potensinya di banyak balapan dan begitu kompetitif, lebih dari tahun lalu, jadi saya mengira dia akan kuat di setiap trek," ujar Dovizioso seperti dilansir Crash. "Saya kira akan sangat, sangat sulit tapi kami berupaya mengembangkan motor dan juga balapan ini, kami menang. Tapi kami bekerja sangat keras mencoba untuk meningkatkan performa motor dan kami terus melakukannya. Anda tidak pernah tahu apa yang bisa Anda temukan dan beberapa material akan tiba," ucapnya. "Saya ingin memeliharanya (peluang juara) karena Anda harus seperti itu. Tapi bertarung melawan Marc di momen ini jika Anda berpikir realistis, akan sangat sulit. Tapi itu tidak mengubah pendekatan kami." "Menang itu selalu penting, tapi menang seperti ini ketika kami kerap kesulitan di beberapa balapan, ketika kami tidak punya kecepatan yang lebih baik tapi kami bekerja dengan baik untuk balapan. Saya kira ini sangat penting bagi kami dan Ducati," katanya," tutup Dovi. (apw/dtc)
Sumber: