Kerja Keras Eroh Bahiroh, Anggota PPIH dari Banten, Mengingatkan Niat Sampai Membimbing Melafalkan Doa
Menjadi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) ternyata tidak mudah. Tugasnya berat. Saban hari mengurusi jemaah yang sudah berusia lanjut di Makkah, Arab Saudi. Harus kerja keras. Dan yang pasti sabar dan ikhlas. MAKKAH-Hawa panas menyambut ketika tim Media Center Haji (MCH) menjejakkan kaki di tempat parkir Masjid Bir Ali, Mekkah. Suhu udara saat itu mencapai 43 derajat Celcius. Jarum jam menunjukkan pukul 09.30 waktu Arab Saudi. Tampak beberapa petugas sektor Bir Ali tengah mempersiapkan kedatangan jemaah calon haji Indonesia yang akan melaksanakan salah satu rukun haji yaitu miqat di Bir Ali. Eroh Bahiroh, anggota PPIH, tampak berjaga di pintu nomor enam Masjid Bir Ali. Ia memang mengemban tugas sebagai pembimbing ibadah di Masjid Bir Ali. Belum lama kami berbincang, rekan bu Eroh memanggil dari kejauhan. "Bunda, ambulans jemaah sakit sudah datang," ujar Yuna rekan Eroh. Kami pun bergegas menuju mobil ambulans yang membawa tiga orang jemaah yang akan miqat. Satu di antara mereka, seorang ibu lanjut usia yang terbaring di velbed dan dua orang lagi duduk di kursi di dalam ambulans ditemani seorang dokter dan seorang perawat. Mereka adalah jemaah haji dari embarkasi Surabaya (SUB), Jakarta-Bekasi (JKS) dan Lombok (LOP) yang tengah sakit sehingga dievakuasi ke Makkah dengan menggunakan ambulans. Dengan sigap, Eroh membimbing mereka untuk melafazkan niat umrah, salat di dalam ambulans dan membimbing bertalbiah. "Ibu masih punya wudhu? Silakan salat sunat di sini saja ya bu," bisiknya pada salah seorang ibu yang duduk di salah satu sisi ambulans. Lalu ia beralih pada seorang ibu yang terbaring di velbed ambulans dan membimbingnya dengan penuh kesabaran. Tak terasa pelupuk mata ini basah, "Ya Allah, berikan mereka kesehatan dan kesembuhan agar bisa bertamu ke rumahMu dan menggapai haji yang mabrur," bisikku sambil menahan haru. Menurut Eroh, sebagai pembimbing ibadah di sektor Bir Ali, ia akan bimbing semaksimal mungkin agar jemaah sakit dapat melafalkan niat umrah. "Kalau sudah beberapa kali diulang tidak mampu, yang penting dia merespons seperti yang tadi itu. Yang kemarin-kemarin kondisi yang sakit, Alhamdulillah masih bisa melafalkan," tuturnya. Ambulans itu akhirnya melaju ke Makkah. Kami pun kembali ke pintu enam Masjid Bir Ali tempat jemaah perempuan melaksanakan salat. "Setiap ada jemaah, saya upayakan sebisa saya membimbing (mereka), terutama lansia," ujar Eroh, kemarin (24/7). "Ada yang tidak bisa melafalkan secara fasih, maka saya bimbing satu-satu karena saya khawatir ada jemaah yang tidak niat," tutur ibu dua anak ini. Pegawai Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Banten ini senantiasa mengingatkan dan memastikan jemaah sudah niat. "Karena niat umrah di Bir Ali hukumnya wajib," ujarnya. Tidak berapa lama, jemaah haji Indonesia mulai berdatangan, bu Eroh mengarahkan mereka untuk melaksanakan salat tahiyatul masjid dan salat sunat umrah. "Silakan bu, jemaah perempuan masuk lewat pintu ini, simpan alas kaki di kotak sepatu itu yaa," serunya dengan suara yang mulai terdengar serak. Beberapa di antara jemaah perempuan, tampak jemaah lansia yang tetap bersikeras ingin salat di masjid, dengan sigap Eroh menuntunnya meniti tangga masjid dan mengarahkan petugas lain yang ada di dalam masjid agar menjaga jemaah tersebut hingga selesai salat. Hari ini, sedianya akan ada 20 kloter jemaah haji Indonesia yang miqat di Bir Ali berbaur dengan ratusan jemaah haji dari berbagai negara. Miqat di Bir Ali memang dianjurkan hanya 15 menit saja. Jemaah yang sudah selesai niat dan salat didorong untuk segera kembali ke bus dan diberangkatkan ke Makkah, seperti disampaikan Sekretaris Sektor Bir Ali Basnang Said. Seperti yang terlihat di siang itu, jemaah yang datang dan pergi silih berganti. Saat jemaah yang telah selesai salat mulai keluar masjid, Eroh kembali mengingatkan mereka agar berniat dan tidak lagi memakai wangi-wangian. "Setelah niat, jangan pakai make up lagi, apalagi parfum. Kaus kaki, kerudung harus rapi, yang tidak pakai kaus kaki saya belikan dulu kaus kakinya, kami (petugas Bir Ali) juga menyedikan sandal," jelasnya. Dengan lembut ia merapikan kerudung seorang ibu yang beberapa rambutnya terlihat. Kemudian menuntun jemaah agar berniat umrah dan bertalbiah. Tetap semangat bu Eroh dan para petugas haji lainnya. Semoga tugas melayani para dhuyufurrahman menjadi berkah. Aamiiin. (ful/fin)
Sumber: