Indonesia Open 2019 Bertabur Bintang, Hadiah Rp 17 Miliar Terbesar dari Semua Turnamen BWF

Indonesia Open 2019 Bertabur Bintang, Hadiah Rp 17 Miliar Terbesar dari Semua Turnamen BWF

JAKARTA - Hanya ada tiga turnamen berlevel BWF Super 1000 di dunia, yaitu All England, China Open, dan Indonesia Open. Sejak naik level ke Super 1000 pada 2018 lalu, Indonesia sebagai tuan rumah bertekad mempertahankan gelar Indonesia Open, seperti diakui federasi bulu tangkis dunia (BWF) dalam empat tahun berturut-turut, sebagai turnamen dengan penyelenggaraan terbaik. "Memang bukan klaim resmi dan ada piagamnya seperti itu. Namun, mereka (BWF) memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan (turnamen) ini," kata Ketua Panpel Indonesia Open Achmad Budiharto. Tahun ini penyelenggaraan bakal lebih spektakuler. Bertema Pride of Nation, konsep yang diusung sportartainment yang merupakan gabungan antara olahraga, seni, dan hiburan. Total hadiah yang disediakan adalah USD 1,25 juta atau setara dengan Rp 17 miliar. Terbesar dari semua turnamen BWF. All England dan China Open "hanya" berhadiah USD 1 juta. Selain itu, beberapa artis ternama akan ikut memeriahkan acara pada semifinal dan final. Sehari menjelang Indonesia Open 2019, ada beberapa nama baru yang masuk mengisi main draw. Mereka menggantikan posisi pemain yang mengundurkan diri. Total ada enam pemain atau pasangan dari empat sektor yang batal mengikuti ajang berlevel super 1000 itu. Hanya ganda campuran yang tidak ada perubahan. Seperti diberitakan sebelumnya, ada tiga tunggal putra yang mundurl. Yakni Viktor Axelsen dan Jan O Jorgensen (Denmark) serta Sameer Verma (India). Nah, pemain Indonesia Yehezkiel Fritz Mainaky mendapat durian runtuh dari withdraw berjamaah ini. Pemain peringkat 241 dunia itu berkesempatan mengisi posisi Verma. Sementara itu, Axelsen digantikan oleh Wong Wing Ki Vincent (Hongkong). Dan Jorgensen digantikan oleh Jason Anthony Ho Sue (Kanada). Tidak kalah dengan Yehezkiel, pasangan ganda putri Metya Inayah Cindiani/Vania Arianti Sukoco juga ketiban hoki. Pasangan baru tersebut bisa mengikuti ajang ini menggantikan Johanna Goliszewski/Lara Kaepplein (Jerman) yang mundur. Hal itu disambut baik oleh Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti. "Makin banyak atlet Indonesia yang masuk, pasti senang lah. Siapa tahu bisa bikin kejutan. Bisa bahu-membahu sektornya," kata Susy kemarin. Meskipun, kalau melihat drawing, harapan itu sedikit berlebihan. Metya/Vania sudah harus berhadapan dengan pasangan nomor empat dunia, Chen Qingchen/Jia Yifan di babak pertama. Di sisi lain, pada sektor ganda putra, pasangan peringkat 8 dunia Kim Astrup/Anders Skaarum Rasmussen juga mundur. Hanya saja mereka muncul untuk melapor ke dewan umpire di Istora, sehingga terhindar dari denda. Posisi mereka digantikan oleh Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae (Korea Selatan). Dari tunggal putri, Saina Nehwal (India) yang absen akibat cedera digantikan oleh Chloe Birch (Inggris). Menurut Susy, hal itu tidak terlalu mempengaruhi turnamen secara keseluruhan. Sebab, dari enam wakil hanya Axelsen dan Nehwal saja yang merupakan pemain unggulan. "Pemain-pemain topnya masih ada. Tidak terlalu banyak beda. Secara kekuatan tetap berimbang. Masih seru dan rame," dia menjamin. (jpg)

Sumber: