Prabowo Tak Khianati Pendukung, Sandiaga dan PKS Siap Jadi Oposisi

Prabowo Tak Khianati Pendukung, Sandiaga dan PKS Siap Jadi Oposisi

Jakarta -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan dirinya tak akan tawar menawar terhadap cita-cita dan nilai yang dipegangnya. Hal ini disampaikan Prabowo melalui akun Instagramnya, @prabowo, Minggu (14/7) atau sehari setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo kemarin. Pasca pertemuan banyak kritik datang dari para pendukungnya yang tidak setuju calon presiden nomor urut 02 itu bertemu Jokowi. Dalam akun instagramnya itu, Prabowo menyatakan ia telah mempersembahkan hidup untuk kepentingan bangsa dan Republik Indonesia. "Saya tidak akan pernah tawar-menawar terhadap cita-cita dan nilai yang saya pegang yaitu Indonesia yg merdeka, berdaulat, adil, dan makmur," kata Prabowo. Ia menambahkan, Indonesia yang didambakan adalah negara yang berdiri di atas kaki kita sendiri. "Rakyat Indonesia yang menikmati hasil kekayaan dari Indonesia sendiri. Indonesia yang utuh dari Sabang sampai Merauke, Bhinneka Tunggal Ika yang berdasarkan UUD 45," kata Prabowo. Di tempat terpisah Eks Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Dahnil Anzar Simanjuntak, percaya bahwa keputusan Prabowo Subianto untuk bertemu dengan presiden terpilih, Joko Widodo, kemarin didasari kepentingan bangsa dan negara. Dahnil merasa yakin bahwa Prabowo tidak akan pernah mengkhianati para pendukungnya hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi, seperti misalnya tawaran jabatan di pemerintahan. "Kepentingan beliau adalah untuk kepentingan bangsa yang lebih luas. Saya percaya penuh dengan komitmen kebangsaan pak Prabowo. Beliau tidak akan pernah mengkhianati harapan para pendukungnya untuk hanya sekedar kursi menteri misalnya," ucap Dahnil dalam video yang diunggah di akun YouTube pribadinya, Minggu (13/7). Dahnil mengatakan alasan Prabowo bertemu Jokowi kemarin adalah untuk menghapus dendam politik di masa depan, terutama antara para pendukung keduanya. Selain itu, ia juga memaparkan keputusan Prabowo bertemu rivalnya di pemilihan presiden April lalu itu merupakan upaya untuk 'menyelamatkan bangsa terutama pihak-pihak yang rentan tertuduh dan termarginalisasi.' "Termasuk salah satunya ketika saya melontarkan pentingnya pemerintah membuka portal kepulangan Habib Rizieq Shihab," kata Dahnil. Dalam video itu, Dahnil menuturkan rencana kepulangan Rizieq memang menjadi salah satu permintaan Prabowo dalam upaya rekonsiliasinya dengan Jokowi. Sebab, menurutnya, ketegangan hingga dendam politik di kalangan masyarakat pasca-pemilu bisa mereda jika pemerintah mau memulangkan sang Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu. Siap Oposisi Sementara itu, Sandiaga Salahuddin Uno yang juga merupakan sahabat dari Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir mengaku siap menjadi oposisi kinerja pemerintah nantinya. "Saya merasa terhormat jika ada kesempatan untuk menjadi. Kawan saya Bahlil dan Erick mewarnai pemerintahan ke depan," kata Sandiaga saat memberikan sambutan di acara Young Penting Indonesia di Kemang Village, Sabtu (13/7). Dengan begitu, Sandiaga mengaku senang masih bisa berkontribusi untuk kebaikan Indonesia dengan menjadi oposisi. Dia menuturkan, dengan begitu bisa memberikan masukkan kepada Erick tanpa ada birokrasi. Sandiaga menegaskan, dirinya sangat berkomitmen terhadap demokrasi sehingga hasil pemilihan presiden tahun ini bukan justru menimbulkan permusuhan. "Untuk itu kita harus berani menelan pil pahit," tutur Sandiaga. Dia menegaskan untuk saat ini harus yakin terhadap prinsip demokrasi tersebut. Meskipun belum berhasil dipilih masyarakat menjadi wakil presiden, Sandiaga memastikan tetap akan setia mengawal pembangunan di Indonesia sebagai oposisi. Sandiaga mengharapkan meski banyak perbedaan namun hal tersebut dangat menggambarkan Indonesia yang beragam namun tetap satu. "Ini yang menjadi kecintaan kepada bangsa yang besar," ungkap Sandiaga. Pernyataan siap menjadi oposisi juga dikeluarkan oleh DPP PKS secara resmi menyatakan akan tetap berada di jalur oposisi setelah Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo pada Sabtu (13/7) lalu. Penegasan untuk tetap beroposisi itu disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Serra dengan harapan agar mantan Danjen Kopassus tersebut juga tetap bersama pihak oposisi. "Penegasan kami oposisi. PKS tetap yakin Pak Prabowo dan semua pendukungnya akan bersama oposisi," kata Mardani kepada wartawan, Minggu (14/7/2019). Menurut Wakil Ketua Komisi II DPR itu, bila Ketua Umum Partai Gerindra tidak mengambil sikap oposisi maka hal itu akan mengecewakan para pendukung yang mencapai 45 persen pemilih di seluruh Indonesia. “Jalur oposisi sangat terhormat untuk dilakukan agar fungsi checks and balances dalam proses demokrasi bisa terwujud. Kita punya peran berbeda sebagai kekuatan penyeimbang," katanya. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman mengaku partainya menghormati pertemuan calon jagoannya di pemilihan presiden 2019 itu dengan Jokowi, capres lawan yang kemudian keluar sebagai pemenang. Namun Sohibul juga menegaskan partai dakwah memiliki sikap politiknya sendiri. "Ikuti terus saja dinamika politiknya." Pasca pilpres 2019, PKS menjadi satu-satunya partai eks koalisi Prabowo - Sandiaga Uno yang tegas menyatakan ingin berada di luar pemerintahan. Partai Gerindra, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional kerap disebut-sebut berpotensi masuk ke pemerintahan. Dalam pelbagai kesempatan, sejumlah elite PKS menyatakan ingin tetap menjadi oposisi. Mereka juga menimbang suara konstituen. Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo berharap partainya, Partai Gerindra, dan PKS konsisten menjadi partai oposisi, dan memainkan peran strategis dalam mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. "Setelah pertemuan Jokowi-Prabowo, saya berharap Gerindra, PAN dan PKS tetap konsisten menjadi oposisi," kata Drajad di Jakarta, Minggu (14/7). Sebagai bangsa, ujar Drajad, kita perlu bersama-sama membangun demokrasi yang kuat dan sehat. Langkah itu membutuhkan oposisi yang bisa menawarkan opsi-opsi kebijakan yang bermanfaat bagi rakyat. Mengenai pro-kontra di kalangan pendukung Prabowo - Sandiaga, memang begitu realitasnya. Prabowo sudah mengambil pilihan dan masing-masing pendukungnya tentu berhak juga mengambil sikap sendiri. Ia menolak memberi tahu cerita hingga pertemuan itu terjadi. “Tidak etis buat saya berkomentar sebelum Pak Amien Rais membaca surat Prabowo," kata Drajad.(rep/cnn/ant)

Sumber: