Suhu di Saudi Capai 50 Derajat, Calhaj Diminta Persiapan Fisik
JAKARTA -- Penyelenggaraan haji 1440H/2019 M bertepatan dengan musim panas. Suhu udara di Arab Saudi saat ini mencapai 42 derajat dan diperkirakan pada pelaksanaan haji bisa mencapai 50 derajat celcius. Menanggapi hal ini, Kasubdit Pengawas Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Republik Indonesia Noer Alya Fitra mengimbau kepada para jamaah haji supaya mempersiapkan kondisi fisik sebelum keberangkatan. Disarankan pula mengonsumsi makanan dan minuman yang disarankan oleh dokter atau petugas kesehatan umrah maupun haji. “Selanjutnya jangan terlalu banyak keluar hotel jika tidak ada keperluan penting. Kecuali jika mau beribadah ke Masjidil Haram,” tegas Noer seperti dikutip Republika, Kamis, (27/6). Dirinya menambahkan, jika jarak dari hotel ke Masjidil Haram jauh, shalat berjamaah bisa dilakukan di masjid-masjid terdekat. “Jangan lupa perbanyak minum dan gunakan masker, pelindung wajah atau pelindung kepala saat keluar terik matahari,” tutur dia. Jamaah haji asal Tegal, Jawa Tengah, Risqi Budi mengaku mulai bersiap untuk menahan cuaca panas selama di Tanah Suci. Pasalnya, ia akan segera berangkat ke sana pada awal atau pertengahan bulan depan. “Kemarin sudah ada sosialisasi dari dinas kesehatannya. Jadi disuruh pakai masker terus bawa semprotan air buat sesekali bersihin debu di masker,” ujarnya saat dihubungi. Risqi menambahkan, para calon jamaah haji pun diimbau membawa obat-obatan, terutama jika sudah berusia lanjut. “Sama (diimbau) pakai topi gitu paling,” kata dia. Untuk mengurangi suhu panas, Direktorat Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama menyiapkan tenda dengan pendingin ruangan saat jamaah haji Indonesia melaksanakan wukuf. Pendingin ruangan kali ini berbeda dengan tahun lalu di mana para jamaah ketika itu masih mengeluh kepanasan. "Kita mempersiapkan diri dan mengantisipasi terkait cuaca panas ekstrem ini. Karena waktu wukuf itu jatuhnya di musim panas, kita siapkan tenda dengan AC pendingin yang mampu betul-betul mengeluarkan udara dingin," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Kamis (27/6). Penyiapan tenda dengan pendingin ruangan yang lebih baik di musim haji tahun ini bukan tanpa alasan. Sri menjelaskan, pada musim haji tahun lalu, pendingin yang digunakan berjenis water cooler. Namun banyak jamaah yang tetap mengeluh kepanasan. "Setelah kita evaluasi, tahun ini kita ubah, ditingkatkan pendinginnya dengan menggunakan AC yang sirion, bukan lagi menggunakan water cooler seperti tahun lalu," ungkap dia. Sri menuturkan, hal itu merupakan upaya pemerintah dalam rangka memberi kenyaman kepada jamaah ketika melaksanakan ibadah wukuf di Arafah dan rangkaian ibadah haji di Mina. Supaya, jamaah Indonesia merasa nyaman dan khusyuk melakukan ibadah haji. Selain tenda, papar Sri, Kemenag juga menyediakan empat botol air minum saat jamaah pertama tiba di Arafah. "Ini di luar dari air yang satu paket dengan makanan. Di hotel baik di Mekkah dan Madina, jamaah juga diberikan satu liter air minum tiap hari," ujarnya. Di luar itu, lanjut Sri, juga tersedia air zamzam. Dia mengatakan telah melakukan antisipasi agar jamaah tetap sehat dan merasa nyaman dalam melaksanakan ibadah. Jamah haji Indonesia pun harus tetap melindungi tubuhnya dari terik panas yang ekstrem selama di Arab Saudi. "Di tahun lalu musim panas juga, ada jamaah yang berjalan kaki tanpa alas sandal. Kulit kakinya melepuh. Maka kita minta jamaah jangan sampai berjalan tanpa alas kaki," tutur dia.(rep)
Sumber: